Agar Hidup Tidak Mudah Stres
Hadirin rekan-rekan sekalian..
Salah satu yang harus kita perbaiki dalam hidup adalah memperbaiki pola pikir agar kita tidak mudah stres. Kenapa banyak orang stres? Biasanya orang yang stres itu disebabkan karena dua hal, pertama terlalu banyak berharap. Kedua terlalu berlebihan dalam rasa takut.
Orang yang terlalu banyak keinginan biasanya semakin mudah stres, karena banyaknya keinginan yang tidak terkabul, makanya ada baiknya dalam situasi pandemi saat ini, agar meminimalisir keinginan-keinginan yang menekan perasaan sendiri. Berusaha menahan diri terhadap keinginan yang membuat pikiran dan perasaan tidak tenang dan merusak diri juga, tapi fokusnya adalah meminta kepada Allah agar kita dilindungi dan disayangi oleh Allah Ta’ala.
Kemudian kita juga harus mengurangi, bergantung, dan berharap lebih kepada makhluk atau orang lain. Semakin banyak berharap maka semakin tertekan juga hidup kita, seperti ingin dihormati, dipuji, ingin diucapkan terimakasih, dan seterusnya. Maka bisa dibayangkan jika semua keingian tersebut tidak sesuai dengan harapan kita, maka akan mengecewakan diri kita. Sudah semestinya kita bersikap biasa-biasa saja dengan keinginan, kalau keinginan kita datang maka syukuri bukan diistimewakan secara berlebihan.
Kalau kita sudah bersandar ke makhluk maka kita akan “Derita tiada Akhir” atau “Sengsara Selama- lamanya”. Sewaktu-waktu kita perlu mengevalusi diri apa yang membuat diri kita ini semakin stres atau semakin tertekan? Pasti kita akan berhadap dengan banyaknya keinginan dan harapan yang tidak sesuai dengan ekspetasi dan realita.
Ibnul Qayyim pernah mengatakan, “Tidak mungkin dalam hati seseorang menyatu antara ikhlas dan mengharap pujian serta tamak pada sanjungan manusia kecuali bagaikan air dan api.” Selain itu sahabat Ali bin Abi Thalib RA senantiasa berdoa ketika pujian menghampirinya. ”Ya Allah ampunilah aku atas apa yang mereka tidak ketahui (soal diriku). Dan janganlah Engkau menyiksaku karena perkataan mereka. Dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangkakan.”
Hadirin rekan- rekan sekalian, oleh karenanya kita perlu mengendalikan dan belajar tidak berharap dengan manusia. Semoga kita senantiasa istiqomah untuk tetap yakin kepada Allah Ta’ala, bahwa hanya dari Allah kita mendapat pertolongan. Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)
Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening beikut:
Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid