Agar Hati Menjadi Tenang
Hadirin, rekan-rekan sekalian..
Bagaimana cara agar kita dilapangkan Allah Ta’ala? Yang pertama adalah berprasangka baik terhadap takdir, dalam situasi dan keadaan apa pun, bahwa segala sesuatu itu ada dalam genggaman Allah. Focus pada pemiliknya, jangan bergantung kepada orang lain, bergantunglah pada yang maha menentukan. Tidak perlu memamerkan kesedihan kepada orang lain, agar orang tersebut merasa iba dan simpati kepada kita, namun kalau Allah tidak menghendaki maka pertolongan dan bantuan tersebut tidak akan pernah sampai juga kepada kita.
Maka kuncinya tetap berprasangka baik kepada Allah dan yakinlah bahwa dalam keadaan sulit hanya Allah yang bisa menolongnya. Agar kita tidak dikecewakan oleh keterbatasan dan kelemahan seseorang. Kemudian agar hati kita tenang adalah dengan menyebut dan mengucapkan istighfar, agar kesalahan dan dosa yang membebani diri kita dihapus oleh Allah Ta’ala.
Dalam surah Nuh ayat 10-12, Allah menyampaikan:
فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُ ۥ كَانَ غَفَّارً۬ا (١٠) يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارً۬ا (١١) وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٲلٍ۬ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡہَـٰرً۬ا (١٢)
Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun (10), Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu (11), dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu (12).”
Dari Ibnu Abbas, ia berkata:
“Dulu, dalam umat ini ada dua jaminan keamanan, yaitu Rasulullah dan Istighfar. Satu jaminan keamanan sudah tiada, yakni Rasulullah, sekarang tinggal satu, yaitu istighfar”.
Bukankah sangat disayangkan, sebuah keadaan sampai-sampai tidak menyadari bahwa Allah secara jelas memerintahkan kita untuk beristighfar. Astaghfirullohal’adziim. Pertanyaannya adalah “Berapa kali sih kita beristighfar secara sadar hati dan fikiran dalam setiap hari?”. Atau bahkan lupa tidak sama sekali? Padahal istighfar ini kalau dibayangkan, amalan yang mudah diucapkan dan tidak membutuhkan energi yang besar untuk melakukannya. Tapi, justru ini yang membuat sering lalai.
Oleh karena itu, kita perbanyak berprasangka baik kepada Allah dan perbanyak lagi istighfar kita. Terlebih dalam kondisi saat ini. Semoga istighfar kita mengetuk pintu langit dan dengannya Allah karuniakan banyak kebaikan untuk kita. Aaamiiin yaa rabbal alamiin. Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)