Agar Anak Senang Membaca
Dari Umar ra ia berkata,“Rasulullah Saw bersabda,’Tidak ada usaha seseorang yang bisa menyamai keutamaan ilmu yang dapat memberi petunjuk kepada pemiliknya ke jalan yang lurus atau menyelamatkannya dari kesesatan dan tidaklah seseorang menjadi lurus agamanya samapi perbuatannya menjadi baik.'” (HR. Thabrani)
Membaca merupakan medium komunikasi yang penting dalam kehidupan masyarakat berbudaya. Masyarakat berbudaya adalah masyarakat yang bermediakan baca tulis. Membaca merupakan upaya yang paling efektif untuk menyerap ilmu pengetahun. Semakin sering orang membaca, maka akan bertambah luas wawasan dan pengetahuannya.
Meskipun demikian, kegiatan membaca di negeri ini belum menggembirakan. Peta persoalan mandegnya budaya baca di sebabkan karena faktor lemahnya antara daya beli dan daya baca. Kedua komponen itu sangat bersinggungan dan peka terhadap perkembangan membaca.
Potret Buram Kegiatan Membaca
Salah satu parameter dalam membidik tingkat baca suatu negara, dapat dilihat dari jumlah produksi buku yang terbit dalam setiap tahunnya. Dari hasil penelitian Gibbs dalam buku Scientific American, seperti dilansir Khaerudin (2003), tingkat produksi buku di dunia dan Asia Tenggara dapat diurut sebagai berikut, AS menduduki peringkat pertama dari produksi buku ilmu dan teknologi di dunia (30,817%), Jepang (8,224%), Prancis (5,302%) dan Belanda (2,285%). Sementara itu, untuk kawasan Asia Tenggara, Singapura menduduki peringkat teratas (0,179%), diikuti Thailand (0,084%), Malaysia (0,064%), Filipina (0,035%), sedangkan Indonesia hanya mencapai (0,010%).
Bermuara dari data di atas, perhatian terhadap kebiasaan membaca di negeri ini, memang semakin mendesak untuk diprioritaskan dalam tatanan keluarga kita. Banyak keuntungan yang diperoleh, apabila kebiasaan membaca terus ditingkatkan, terutama dalam membentuk pribadi unggul dan mencetak generasi Madani.
Peran Orang Tua
Salah satu faktor penting dalam meningkatkan kebiasaan membaca adalah peranan orang tua. Mohamad Surya (2000) dalam seminar pendidikan,”mengembangkan minat baca” mengemukakan, orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam menumbuhkan kebiasaan membaca. Adapun peran orang tua agar anak senang membaca dapat diwujudkan melalui keteladanan, pemberian motivasi, bimbingan dalam aktivitas membaca, dan suasana rumah yang menyenangkan.
Pertama, keteladanan. Minat membaca akan berkembang apabila orang tua dapat berperan sebagai sumber keteladanan dalam keseluruhan aktivitas membaca. Aktivitas orang tua yang gemar membaca secara efektif dan teratur secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi sumber keteladanan bagi anak-anaknya. Suasana seperti itu akan mendorong anak-anak untuk meniru dan meneladani orang tuamnya dalam aktivitas membaca.
Kedua, pemberian motivasi. Orang tua berada bersama anak untuk memberikan motivasi terhadap keseluruhan aktivitas membaca. Pemberian motivasi dapat dilakukan antara lain dengan memberikan penjelasan dan diskusi mengenai isi bacaan, memberikan pujian, memberikan hadiah, mengadakan kompetisi, memberikan hukuman dsb.
Ketiga, pembimbing dalam membaca. Orang tua berperan sebagai pembimbing dalam aktivitas membaca, yakni dengan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan membaca efektif, seperti membantu anak dalam memilih bahan bacaan, memberikan informasi mengenai berbagai hal yang terkait dengan bacaan, mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, menerapkan hasil membaca, dsb.
Keempat, suasana rumah yang menyenangkan. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah mengembangkan suasan rumah sedemikian rupa, sehingga menyenangkan dan memotivasi anak dalam membaca seperti menyediakan perpustakaan keluarga, diskusi mengenai hasil suatu bacaan, pemberian hadiah berupa bahan bacaan, perlombaan membaca, dsb. Keberhasilan masa depan anak banyak tergantung dari upaya positif yang diberikan orang tua termasuk mengembangkan minat baca dan mengembangkan kebiasaan membaca secara terarah dan efektif.
Meningkatkan Budaya Baca
Membudayakan kebiasaan membaca dalam keluarga merupakan bagian penting dalam tatanan masyarakat informasi. Di samping itu, menciptakan keluarga yang harmonis bisa dimulai dari bahan bacaan. Karenanya, mari kita jadikan kebiasaan membaca sebagai gerbang untuk menciptakan suasana keakraban keluarga, sumber informasi dan sarana kreativitas.
Sisi lain yang tak kalah menariknya, membaca merupakan sarana pembuka ilmu pengetahuan. Allah berfirman,”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadilah: 11)
Seirama dengan itu, salah satu hadis menjelaskan, dari Shafwan bin Assal Al-Muradi ra, ia berkata,”Saya datang kepada Nabi saw. Ketika beliau di mesjid sedang bersandar pada kain beludrunya berwarna merah. Saya berkata kepada beliau, “Wahai rasulullah, saya datang untuk mencari ilmu.”Beliau bersabda,”Selamat datang wahai pencari ilmu! Sesungguhnya pencari ilmu itu dinaungi malaikat dengan sayap-sayapnya, kemudian mereka bertumpuk satu di atas lainnya sampai mencapai langit dunia karena kecintaan mereka kepada upayanya menuntut ilmu.” (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, Hakim dan Ibnu Majah).
Janji Allah dan gambaran pecinta ilmu di atas, merupakan garansi. Siapapun yang sungguh-sungguh meningkatkan keterampilan membaca sebagai pembuka ilmu, maka yang bersangkutan akan ditinggikan derajatnya di sisi Allah dan makhluknya. Insya Allah. (Encon Rahman)