Adzkia Islamic School Lakukan Penyusunan Pedoman Sekolah Kader
Adzkia Islamic School Lakukan Penyusunan Pedoman Sekolah Kader.
Tangerang – Berdasarkan Rapat Organ Yayasan Daarut Tauhiid, mulai Tahun Ajaran 2020-2021 Adzkia Islamic School ditunjuk sebagai sekolah kader. Keputusan ini menempatkan Adzkia Islamic School memiliki posisi penting dan strategis dalam pengaderan Daarut Tauhiid.
Dengan predikat sekolah kader yang berbeasiswa, Adzkia Islamic School berupaya untuk menyiapkan kader yang mampu meneruskan perjuangan dakwah Daarut Tauhiid. Kader-kader pelayan masyarakat baik di bidang dakwah, pendidikan, maupun sosial.
Kader-kader pelayan masyarakat ini adalah generasi muda yang terbina, yang mampu menjadi motivator, stabilisator dan integrator bagi masyarakat dengan kekuatan karakter BAKU (Baik dan Kuat), serta berjiwa: 1. Pelopor (Peka, Inisiatif, Berani Aksi), 2. Mandiri (Pantang Jadi Beban, Qonaah, 3M: Mulai dari Diri Sendiri, Mulai dari yang terkecil, Mulai saat ini juga) 3. Khidmat (Senang Menolong, Menyempurnakan, Tulus).
Oleh karena itu, untuk mencetak kader-kader berkualitas tentunya banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu di antaranya menyusun pedoman pelaksanaan sekolah kader pada 22 Juni 2021 hingga 25 Juni 2021. Kegiatan ini diikuti seluruh anggota Tim Pokja gabungan SMP – SMA Adzkia Islamic School dan Guru Bahasa Indonesia (total 15 orang) di Serua Garden, Tangerang Selatan.
Ahmad Najib selaku Ketua Tim Pokja menyampaikan “Dengan adanya buku panduan pengaderan ini, harapannya proses pengaderan di Adzkia Islamic School menjadi terstruktur dan sistematis. Sehingga sekolah kader ini mampu menghasilkan kader-kader Daarut Tauhiid (kader ulama, kader pendidik, dan kader praktisi sosial) yang mampu mengemban visi-misi DT, menebar manfaat dan berkhidmat di masyarakat.”
Najib menambahkan, bahwa tidak mudahnya menyusun sebuah sistem, apalagi dengan keterbatasan waktu dan pengetahuan. Namun, Alhamdulillah berkat pertolongan Allah, kesungguhan dan keuletan Tim Pokja, serta dukungan dari manajemen sekolah dan Direktorat Pendidikan Daarut Tauhiid, kami berhasil menyusun draf buku panduan pengaderan ini. Kami menyadari bahwa buku yang tersusun masih terdapat banyak kekurangan sehingga perlu dilakukan review oleh stakeholder dan para ahli/konsultan pendidikan. (Mega)