Abu Bakar yang Lemah Lembut
Abu Bakar As-Shiddiq lahir pada tahun 568 M atau 55 tahun sebelum hijrah. Dia merupakan khalifah pertama dari Al-Khulafa’ur Rasyidin, sahabat Nabi Muhammad saw yang terdekat, dan termasuk di antara orang-orang yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Quhafah At-Tamimi.
Masa Kecil
Seperti dibahas Afandi dalam Khulafaur Rasyidin dan Anatomi-Dialektik Pendidikan Politik Penguasa, pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul Ka’bah. Nama ini diberikan kepadanya sebagai realisasi nazar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian nama itu ditukar oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam menjadi Abdullah bin Quhafah At-Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah karena ia seorang yang paling cepat masuk Islam, sedang gelar As-Shiddiq yang berarti ‘amat membenarkan’ adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat segera membenarkan Rasulullah dalam berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa Isra Mi’raj.
Ayahnya bernama Utsman (juga disebut Abi Quhafah) bin Amir bin Amru bin Kaab bin Saad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Nadr bin Malik. Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti Sakhr. Garis keturunan ayah dan ibunya bertemu pada neneknya bernama Kaab bin Sa’d bin Taim bin Muarra. Kedua orang tuanya berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan banyak tokoh terhormat.
Sejak kecil ia dikenal sebagai anak yang baik dan sabar, jujur, dan lemah lembut, dia merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati. Sifat-sifat yang mulia itu membuat ia disenangi oleh masyarakat. la menjadi sahabat Nabi Muhammad semenjak keduanya masih remaja. Setelah dewasa ia mencari nafkah dengan jalan berdagang dan dikenal sebagai pedagang yang jujur, berhati suci, dan sangat dermawan sehingga masyhur sebagai pedagang yang sukses.
Pedagang dan Pemikir
Keberhasilannya dalam perdagangan itu disebabkan oleh pribadi dan wataknya. Beliau berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil, dan muka lancip dengan mata yang cekung, disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangannya yang tampak jelas. Begitulah Abu Bakar dilukiskan oleh putrinya Aisyah Ummul Mu`minin. Begitu damai perangainya, sangat lemah lembut, dan sikapnya yang tenang sekali. Tak mudah ia terdorong oleh hawa nafsu. Ia memiliki pandangan yang jernih serta pikiran yang tajam dan juga cara bicaranya sedap dan pandai bergaul.
Selain itu, Abu Bakar adalah seorang pemikir Mekah yang memandang penyembahan berhala itu suatu kebodohan dan kepalsuan belaka. Ia adalah orang yang menerima dakwah tanpa ragu dan ia adalah orang pertama yang memperkuat agama Islam serta menyiarkannya. Di samping itu ia suka melindungi golongan lemah dengan hartanya sendiri dan kelembutan hatinya.
Di samping itu, Abu Bakar dikenal mahir dalam ilmu nasab (pengetahuan mengenai silsilah keturunan). la menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku Arab. Bahkan ia juga dapat mengetahui ketinggian dan kerendahan masing-masingnya dalam bangsa Arab. (Gian)