Aa Gym: Tingkatan Iman Orang Islam

DAARUTTAUHIID.ORGPegangan seorang muslim yang paling utama bukanlah harta, jabatan atau pun pangkat. Pegangan utama itu adalah iman. Iman merupakan hal utama yang laing diperlukan oleh seorang muslim.

Tak mengapa hidup sulit penuh dengan cobaan dan cacian, selama di hatinya ada iman kepada Alloh sang Pencipta, maka itu cukup untuk menguatkan hidupnya. Menurut Imam al-Ghazali, tingkatan iman itu ada enam.

Pertama, keyakinan yang cuma berdasar pada kecenderungan hati. Ibaratnya seseorang yang mendengar sebuah ceramah tentang Alloh yang menyukai orang meminta kepada-Nya.

Orang itu percaya karena kecenderungan hatinya yang memang sedang menginginkan sesuatu, dan berharap pertolongan.

Iman pada tingkatan ini, dapat terasa dari doa yang ia panjatkan. Yang biasanya cuma meminta duniawi saja. Seperti, “Ya Alloh saya ingin motor, yang baru, dan kalau bisa yang 1000 cc,” dan terkadang cenderung mengatur Alloh dalam doanya.

Namun tidak masalah, asalkan orang tersebut sadar bahwa semua diinginkan adalah milik Alloh. Itu sudah lumayan bagus.

Kedua, iman berdasarkan sebuah dalih yang lemah, tapi bukan dalil. Misalkan orang tadi meminta bukti jika Alloh akan mengabulkan doanya.

Maka ia akan percaya saat ada yang bercerita padanya tentang tukang bubur yang rajin salat, lalu dikabulkan doanya sehingga bisa membeli motor keluaran terbaru dan tercanggih.

Pada tingkat ini, ia biasanya masih memohon yang duniawi, namun sudah mulai tidak mengatur Alloh dalam doanya.

“Ya Alloh, terserah Engkau ingin memberi motor yang mana, saya terima asalkan dapat saya beli dengan uang halal, bisa membuat saya makin dekat kepada-Mu, dan tidak membuat saya sombong.” Ia sudah mulai ingin diatur Alloh.

Ketiga, iman yang berdasar pada prasangka baik dan kepercayaan terhadap sang pembawa kabar. Misalkan orang tadi mendengar langsung dari sesosok ulama yang menyampaikan tentang kehidupan dunia.

Keyakinannya atas apa yang disampaikan berdasar pada sosok yang menurutnya bukanlah seorang pembohong, sombong maupun pendengki.

Pada tingkat ini, doanya sudah berbeda. “Ya Alloh, saya serahkan sepenuhnya kepada-Mu, Engkau ingin memberi saya motor atau tidak, yang saya mohonkan adalah agar ketika saya hendak bepergian, saya selamat sampai di tujuan.”

Sudah tidak mengatur Alloh sesuai keinginan, pakai motor sendiri misalnya. Tetapi terpenting adalah yang menyelamatkan dan terbaik menurut-Nya. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan

_____________________________

DAARUTTAUHIID.ORG