Aa Gym: Pentingnya Hidup dengan Qonaah

DAARUTTAUHIID.ORGDalam hidup ini semua orang punya keinginan, tidak ada orang yang tidak mempunyai keinginan, dan itu sah-sah saja tidak dilarang.

Pertanyaannya adalah apakah keinginan kita itu membuat kita bersyukur kepada Alloh? Apakah semakin membuat tawakal kepada Alloh? Dan apakah semakin membuat kita semakin qanaah?

Kebahagian itu diberikan oleh Alloh kepada orang qanaah, bukan kepada orang yang mempunyai banyak keinginan.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shallohu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Amat sangat beruntung orang yang  mendapatkan hidayah Islam dan Alloh berikan cukupan ”

Jadi bahagia itu bukan tentang berlimpahnya harta, tetapi bahagia tentang rasa cukup yang ada dalam diri seseorang, baik cukup secara fisik maupun cukup secara batin.

Buat apa sepatu banyak tetapi tidak memberikan rasa cukup dan bahagia. Banyak itu tidak jelas ukurannya, sedang cukup itu jelas takarannya.

Berapa banyak orang kaya tidak merasa cukup atas apa yang ia miliki. Misalkan ada salah satu hakim di mahkamah agung tapi “hakim kurang agung” melakukan korupsi.

Padahal harta sudah banyak tapi tetap melakukan korupsi. Inilah dampak tidak memiliki sikap qanaah dalam diri.

Orang yang hidup dalam qanaah tidak akan pernah iri dan tertarik dengan harta orang lain, orang qanaah tidak akan peduli dengan barang orang lain merek apa.

Harganya mahal atau tidak, barangnya bagus atau tidak, orang qanaah hanya menggunakan sesuatu hanya karena kebutuhan yang secukupnya saja, tidak perlu bermewah-mewah.

Suatu saat Aa pernah pergi ke korea dan diajak ke salah satu pabrik handphone disana, kemudian disana bertemu dan berdiskusi dengan salah satu engineering, kemudian bertanya kenapa tidak menggunakan handphone yang ada kameranya?

Sederhana sekali jawaban orang engineering tersebut, karena handphone yang saya gunakan hanya untuk keperluan mendengarkan saja.

Kesimpulannya, kalau kita tidak punya sikap qanaah sampai kapan pun kita tidak akan merasa cukup dengan apa yang kita miliki.

Tidak hanya sampai disitu, kita akan memiliki kecenderungan dan kesempatan untuk mengambil sesuatu yang bukan hak kita. Na’udzubillahi min dzalik. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG