Aa Gym: Orang yang Bangkrut dalam Islam
DAARUTTAUHIID.ORG | Ada satu hal yang harus senantiasa kita lakukan terhadap diri sendiri, yaitu mengoreksi dan mengevaluasi bagaimana sebenarnya diri kita. Apakah diri kita sering merugikan orang lain atau tidak?
Karena tidak sedikit di antara kita yang tidak menyadari mengenai apa itu muflis atau istilah lainnya memiliki arti bangkrut, yaitu orang-orang yang akan merasakan bangkrut kelak di akhirat nanti.
Orang-orang yang bangkrut ialah orang yang rajin ibadah dan banyak amalan yang dilakukan selama di dunia, seperti melakukan amalan puasa, sholat, zakat, sedekah, umrah dan haji, tahajud, dan amalan lainnya. Namun, disatu sisi juga begitu sering menyakiti hati orang lain dan tidak mau meminta maaf.
Tahukah kita bahwa di akhirat nanti harus membayar kesalahan yang pernah dilakukan kepada orang lain sekecil apa pun itu? Membayarnya dengan amalan yang pernah kita lakukan selama di dunia.
Seperti pahala puasa, sholat, sedekah, umrah, dan lainnya akan habis dialihkan kepada orang lain, jika tidak dituntaskan kesalahan-kesalahan kita di dunia dengan orang lain.
Oleh itu harus dipastikan kita meminta maaf kepada orang lain yang pernah kita sakiti dan orang lain juga memaafkan kita.
Bagaimana kalau kita tidak memiliki pahala? Maka dosa orang yang kita sakiti akan dialihkan oleh Alloh kepada kita.
Bukankah begitu menderita sekali orang-orang yang bangkrut di akhirat nanti, dimana tidak akan memiliki apa-apa dan yang dikumpulkan juga tidak menjadi apa-apa?
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad yang berbunyi, “dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda, ‘Tahukah Kalian, siapakah muflis (orang yang bangkrut) itu?’”
Para sahabat menjawab, ‘di kalangan kami, muflis itu adalah seorang yang tidak mempunyai dirham dan harta benda’.”
Nabi bersabda, ‘Muflis di antara umatku itu ialah seseorang yang kelak di Hari Kiamat datang lengkap dengan membawa pahala ibadah shalatnya, ibadah puasanya dan ibadah zakatnya. Sewaktu kebaikannya sudah habis padahal dosa belum terselesaikan, maka diambillah dosa-dosa mereka itu semua dan ditimpakan kepada dirinya. Kemudian dia dihempaskan ke dalam neraka’.” (HR Muslim)
Begitu banyak dosa yang kita lakukan terhadap orang lain, hingga kita tidak menyadari bahwa pahala kita telah habis diambil orang lain. Setelah balasan pahala kita habis, akan banyak yang berdatangan menuntut kita terhadap kesalahan yang pernah dilakukan. (KH. Abdullah Gymnastiar)