Aa Gym: Menghijrahkan Hati
DAARUTTAUHIID.ORG | Selamat tahun hijriyah, semoga ditahu baru ini kita benar-benar bisa hijrah, dari sibuk berharap, bergantung, dan bersandar kepada manusia, tetapi membalikkan hanya bergantung kepada Alloh Ta’ala.
Sekarang hanya ingin dipuji Alloh yang maha menyaksikan, yang tadinya sibuk mencari kedudukan disisi makhluk sekarang ingin mecari kedudukan disisi Alloh yang maha mulia, yang tadinya sibuk diburu ingin dicintai makhluk sekarang ingin dicintai Alloh yang maha baik dan menentukan segala-galanya.
Jika hijrah kita sedemikian rupa dalam amal-amal kita, pasti akan merasakan bahagia dan betul-betul bahagia asli, insyaAllah hati kita pun akan bergerak jauh lebih mulia, dan kapan pun kita meninggal kalau kita istiqomah dalam ketauhidan ini, kita akan diberikan keselamatan khusnul khotimah kelapangan dikubur seperti yang dijanjikan menjadi ahlul Jannah.
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Al-Fussilat: 30)
Kalau kita dekat dengan makhluk, maka makhluk akan mudah dibolak-balik hatinya oleh Alloh, bukan berarti kita harus jauh dari makhluk, tetapi kita dekat dengan makhluk bukan berarti bersandar dan berharap dengan makhluk.
Dekat dengan makhluk dalam rangka dekat dengan Alloh, jadi berbakti kepada kedua orangtua, agar Allah suka ke kita, kita mendidik dan membantu keluarga agar Alloh suka ke kita, jadi tujuan dekat dengan makhluk supaya dekat dengan Alloh. Jangan sampai dekat dengan makhluk ingin dicintai dan dihargai sampai mengabaikan Alloh.
Ini bagian hijrah yang sangat penting, karena jika sudah sangat berharap dengan makhluk, Allah maha tahu isi hati kita dan Alloh tidak menyukai hal seperti, maka Alloh turunkan kegelisahan dihati kita, bawaannya tidak nyaman, kalau tidak nyaman nanti pikiran kita juga tidak bagus, raut muka menjadi tidak nyaman, perkataan kita juga tidak nyaman, dan sikap kita juga jauh dari kata kemuliaan. (KH. Abdullah Gymnastiar)