Aa Gym: Menenangkan Hati Itu Ada Rumusnya
DAARUTTAUHIID.ORG — Jika hati menyakini Alloh selalu menyaksikan setiap apa yang kita lalukan, meyakini bahwa Alloh Maha tahu diri kita yang sebenarnya, maka dalam hidup ini hanya akan terjadi dua hal.
Pertama, kita akan menjadi sulit untuk berbuat maksiat. Kedua, kita akan ikhlas dalam taat.
Namun terkadang yang sering terjadi, hati beriman kepada Alloh, tapi mulut masih sering membuat tandingan-tandingan selain Alloh.
Seharusnya hati dan lisan tetap bersinergi, bahwa sumber keselamatan, sumber kebahagiaan, sumber kemuliaan, sumber rezeki, sumber karunia, sumber kedudukan, semua hanya Alloh yang punya, sedangkan makhluk hanya sebagai jalan.
Kita tidak boleh mengatakan, ‘Duh untung ada anjing yang menggonggong, jadi kita selamat.’ Tidak benar ini, anjing menggonggong hanya syariatnya saja, yang menggerakkan anjing tetap Alloh.
Sebagai seorang yang beriman, sudah seharusnya segala urusan dalam hidup harus menjadi zikrullah dan jalan untuk lebih dekat kepada Alloh.
Jika diberi kelebihan jangan ujub, dan jika diberi kekurangan jangan minder. Terima saja, karena semua adalah milik Alloh.
Yang menurut manusia cacat dan kurang, boleh jadi itu adalah cara Alloh melindungi hamba-Nya dari kesombongan, dari ujub dan dari kemaksiatan.
Rumus ketenangan hati, yakni jika melihat kelebihan orang lain jangan iri, karena semua hanya milik Alloh.
Jika melihat kekurangan orang lain jangan menghina, karena boleh jadi orang yang memiliki keterbatasan dalam dirinya, justru memiliki kemuliaan disisi Alloh Ta’ala dibandingkan orang yang merasa sempurna.
Kalau kita ingin merasakan nikmatnya iman, kuncinya adalah dzikrulloh. Seharusnya kita ingat Alloh bukan hanya saat melihat langit.
Paling nikmat dalam hidup ini adalah mengagumi Alloh dengan melihat ciptaannya, betapa Maha Kuasanya Alloh yang telah menciptakan alam semesta beserta isisnya.
Melihat makhluk ingat Alloh, melihat buah-buahan ingat Alloh, melihat makanan ingat Alloh, itu yang seharusnya kita lakukan sehari-hari, kagum dengan kebesaran Alloh. Wallohu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan
___________________________