Aa Gym: Memaknai Isra’ Mi’raj Dengan Tazkiyatun Nafs

Redaktur: Wahid Ikhwan

DAARUTTAUHIID.ORG Sebelum melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dibedah dadanya dan dibersihkan hatinya oleh Malaikat Jibril. Apa yang bisa kita petik dari kejadian ini? Ternyata memang sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa itu. Mereka dekat dengan Alloh, sebagaimana Rasulullah menemui Alloh dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.

Nah, kita juga bisa Mi’raj, dekat dengan Alloh. Kuncinya ada pada kesungguhan kita dalam tazkiyatun nafs, membersihkan hati dari segala penyakit sehingga menjadi Qalbun Salim, hati yang bersih.

Hati itu ada tiga. Pertama, Qalbun Mayit, hati yang mati diperbudak nafsu, syahwat, dan amarah. Kedua, Qalbun Marid, hati yang sakit karena penyakit-penyakit yang enggan diakui pemiliknya. Ketiga, Qalbun Salim, hati bersih yang ditunjukkan dengan pribadi yang tidak takut selain kepada Alloh dan tidak sedih dengan urusan dunia berikut isinya.

Alloh tidak melihat rupa dan hartAa Gym: Memaknai Isra’ Mi’raj Dengan Tazkiyatun Nafsa, tapi melihat hati dan amal kita. Alloh tahu hati yang dikotori penyakit syiriq, munafik, takabur, dengki, atau ujub.

Kelak di pengadilan nanti ada seorang mujahid yang mati di medan perang, tapi ia diseret tertelungkup jadi ahli neraka. Tidak kurang pengorbanannya membela agama, tapi Alloh murka kepadanya karena hatinya menuhankan penilaian manusia, ingin dipuji orang sebagai pejuang yang mati syahid.

Sehebat apapun shalat, sehebat apapun puasa, kalau hati kotor karena tidak ikhlas, tidak ada pahalanya. Jadinya penting bagi kita untuk punya Qalbun yang Salim kalau ingin selamat. Hati yang bersih tidak begitu saja didapat, hasul riyadoh dengan tazkiyatun nafs.

Kalau ingin hati yang bersih, kita harus tahu ilmunya dan rajin evaluasi diri setiap waktu. Misalnya setelah ngobrol dengan teman, kita periksa apakah ada bagian yang ingin memamerkan diri, mana bagian yang meremehkan orang lain. Kalau ketemu penyakitnya, istighfar dan tekad tidak akan mengulangi.

Imam Ibnu Qoyim mengatakan kalau waktu kita tidak diisi kebaikan, maka pasti diisi kemaksiatan atau kesia-siaan. Jadi gempur saja waktu kita ini oleh hal yang baik, dengan amalan-amalan bermanfaat yang membersihkan hati. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

_______________________________________________________________

DAARUTTAUHIID.ORG