Aa Gym: Memahami Misteri Kematian Dalam Islam

DAARUTTAUHIID.ORG | Orang yang cerdas tidak bisa dilihat dan dinilai dari sebuah angka. Bukan juga dilihat dari hebat dan cepatnya berpikir. Orang yang cerdas ialah orang yang mempersiapkan kematian. Kenapa orang yang mempersiapkan kematian dianggap orang yang cerdas?

Karena orang tersebut memahami bahwa hidup ini akan berakhir. Bagi orang beriman kematian itu bukanlah akhir dari kehidupan. Akan tetapi awal dari kehidupan kita, kita akan merasakan buah atau hasil dari hidup di dunia.

Ada 3 misteri pada kematian itu, diantaranya ialah:

Pertama, misteri waktunya. Kita tidak tahu kapan kita meninggal, apakah besok, minggu depan, tahun depan, atau boleh jadi beberapa menit ke depan.

Kedua, cara kita meninggal. Kita juga tidak bagaimana cara meninggal, apakah tabrak, sakit, dan cara lain-lainnya.

Ketiga. Tempat kita meninggal. Kita tidak tahu di mana kita meninggal, kalau tempat meninggalkan kita di tanah suci dengan cara apapun pasti Alloh hantarkan ke sana. Kalau kita meninggal tidak di pesawat jatuh, dengan cara apapun Alloh pasti menyelamatkan kita.

Alloh Ta’ala merahasiakan kematian kita untuk kebaikan, karena tidak ada satu apapun yang Alloh atur, ciptakan, dan diperbuat  melainkan untuk kebaikan seorang hambanya.

Setiap kita sudah diberi jatah umur hidup di dunia ini dan semua umur ada batasnya. Alloh Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”

 Setiap orang sudah ditentukan kapan waktunya. Jadi orang yang mati itu karena sudah waktunya memang meninggal. Kalau ada orang yang karena sakit, tabrak, kecelakaan, dan jatuh lalu meninggal, sesungguhnya itu hanya syariat dan caranya saja.

Oleh karenanya, pentingnya menggunakan waktu sebaik mungkin. Hal ini sebagaimana yang telah Alloh Ta’ala ingatkan dalam Al-Qur’an surat Ashr yang artinya:

“Demi masa, (1) sungguh, manusia berada dalam kerugian,(2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (3)” (QS. Ashr: 1-3).