Aa Gym: Jangan Surut dengan Kebencian Orang Lain Terhadap Ibadah yang Kita Lakukan

DAARUTTAUHIID.ORGKalau kita berusaha untuk terus memperbaiki diri, berusaha untuk berbuat baik, bertutur kata dengan baik, berakhlak dengan baik, maka ketahuilah bahwa sebaik apapun yang kita kepada manusia, pasti ada saja yang tidak suka pada kita.

Akan ada saja orang yang benci pada kita. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti ini sama sekali bukan alasan kita untuk berhenti berbuat baik.

Sekelas Nabi Muhammad Rasullullah ShallAllohu ‘alaihi wasallam saja yang kemuliaan akhlaknya sudah sangat dikenal baik sejak kanak-kanak, tetap saja ada yang membenci Nabi.

Terutama pasca beliau mendakwahkan tauhiid kepada penduduk Mekah, mengajak umat manusia kepada jalan yang lurus, jalan menyembah Alloh Ta’ala.

Akan tetapi, bagi orang yang beriman tidak boleh untuk surut hanya gara-gara hadirnya orang yang membenci pada kebaikan.

Karena bagi orang-orang yang beriman, ini adalah bentuk cobaan atau ujian. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam selalu membalas keburukan orang lain dengan kebaikan.

Selain perwujudan kemuliaan akhlak, juga sebagai bentuk dakwah kepada orang lain. Sehingga tidak heran jika kemudian ada banyak orang-orang yang membencinya malah mendapatkan hidayah dan berbalik menjadi pembela Islam yang sangat teguh.

Alloh Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ

“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat: 34).

Jangan jadikan kebencian itu atau ketidaksukaan orang lain kepada kita membuat kita patah semangat, akan tetapi lakukan sebaliknya, jadikan motivasi untuk semakin memperbaiki diri atau mengevaluasi diri.

Lalu jangan sekali-kali berpikir untuk membalas keburukan orang lain dengan hal serupa, kebencian dibalas dengan kebencian. Maka hanya akan membuat kita terjerumus pada perbuatan tercela, yang membuat kita sama saja dengan orang lain.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu istiqomah dalam memperbaiki diri dan mendakwahkan kebaikan kepada orang lain, sebagaimana Nabi Muhammad lakukan, baginda Nabi adalah tauladan kita. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG