Aa Gym: Jadilah Hamba yang Ahli Dzikir dan Syukur
DAARUTTAUHIID.ORG — Semoga kita mampu menjadi ahli dzikir dan ahli syukur. Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wasallam mengajarkan sebuah doa supaya kita menjadi hamba yang ahli dzikir dan syukur. Doa tersebut berbunyi:
“Allohumma a’innii ‘ala dzikrika wa syukrika, wa husni ‘ibaadatik.’ (Ya Alloh, bimbinglah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu).” (HR. An-Nasa’i & Ahmad).
Menurut Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wasallam, manusia itu bisa menjadi makhluk yang penuh kejutan dan ajaib. Manusia seperti apa yang dimaksud Nabi?
Yaitu manusia yang beriman kepada Alloh Ta’ala. Orang-orang yang beriman itu manusia ajaib, ia merasa tidak pernah rugi, diberi nikmat dia akan bersyukur dan diberi ujian dia juga bersabar.
Kalau kita memiliki dua keahlian, yaitu ahli dzikir dan menjadi ahli syukur, maka tidak akan ada kejadian apapun yang membuat kita rugi.
Alloh Ta’ala akan melipatgandakan karunia bagi hamba-hamba yang bersyukur. Kalau perumpamaannya seperti satu butir benih yang terjatuh ke tanah dan disirami hujan.
Benih itu kemudian tumbuh menjadi sebuah pohon yang semakin tinggi dan subur, menjadi jalan kehidupan bagi tumbuhnya pohon-pohon lainnya.
Seperti anak sapi yang makan rumput, kemudian dari tersebut menghasilkan daging dan susu yang berlimpah. Demikianlah cara Alloh melipatgandakan karunia bagi hamba-hambanya yang bersyukur.
Maka jangan pernah takut akan nikmat yang belum didapat, karena semuanya sudah diatur oleh Alloh Ta’ala.
Takutlah jika kita tidak bisa menjadi hamba yang bersyukur, karen syukur itu bagaikan tali yang mengikat nikmat yang ada dan menarik nikmat yang belum ada. Takutlah kalau tali tersebut tidak ada di dalam diri kita.
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrohim: 7)
Jadi sebenarnya jangan hanya sibuk memikirkan nikmat yang belum dimiliki, melainkan sibuklah memikirkan syukur yang ada diri kita. Janji Alloh adalah sesuatu yang pasti akan ditambahkan.
Seringlah berfikir, apakah kita selama ini lebih banyak beryukur atas nikmat yang sudah kita rasakan, atau justru malah lebih sering mengeluh dengan keadaan yang ada?
Jangn sampai kita merasa hidup dipenuhi dengan kesulitan tanpa ada pertolongan Alloh. Karena sesungguhnya kita bisa ada sampai saat ini adalah karena karunia Alloh Ta’ala. Wallohu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan