Aa Gym Ingin Santri Karya DT Jadi Bagian Dakwah
Masjid Daarut Tauhiid (DT) Bandung, dipadati oleh santri larya (karyawan), yang hendak mengikuti tausiah Khusus bersama KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Barisan duduknya rapi, dan mereka pun bersiap dengan alat tulisnya, untuk mencatat poin-poin penting yang disampaikan Aa Gym.
Pada kesempatan tersebut, Aa Gym menyampaikan kepada para santri karya, agar terlibat dalam bagian dakwah. Katanya, jika seorang muslim tidak mau bergabung dengan dakwah, muslim tersebut tidak akan mencapai puncaknya kebaikan. “Manusia-manusia tertinggi derajatnya, ialah yang banyak mengajak orang lain berbuat baik. Dia tidak hanya sibuk memperbaiki diri, tapi sibuk juga mengajak orang lain berbuat baik,” katanya pada Kamis (22/2).
Ia pun menjelaskan bahwa berdakwah itu niatnya harus lillahita’ala. “Niatnya lempeng, bersih karena Allah. Jangan untuk mencari dunia. Dunia mah nanti ngikut. Yang harus kita pikirkan mah, ini teh jadi amal saleh saja. Sampaikan dakwah dengan santun, solutif dan mudah dipahami, dan jangan menggunakan kata-kata yang rumit,” lanjutnya.
Kemudian, Aa Gym pun mengingatkan, agar para santri karya tidak terlena dengan sebutan ustaz, ustazah, bahkan kiai. Menurutnya, semua itu tidak penting karena yang penting adalah ilmunya benar dan manfaat.
“Aa sendiri kalau disebut ulama, secara pribadi Aa rasa sangat jauh dari layaknya ulama. Kalau rasa takut ke Allah ada. Tapi kalau alim ulama, tidak. Ustaz itu untuk orang yang tinggi ilmu agamanya. Syeikh? Apalagi. Kiai? Mungkin karena status sebagai pimpinan pesantren. Sebetulnya Aa nyamannya disebut Aa Gym saja,” ujarnya.
Setiap mendengar orang lain menyebut dirinya sebagai kiai, ia langsung membayangkan betapa dirinya belum pantas. Alasannya, karena ia merasa ilmu agama masih sedikit, belum fasih bahasa Arab. Namun, sebutan itu sudah terlanjur melekat di masyarakat, dan ia pun senantiasa memohon kepada Allah SWT, agar dapat menjadi kiai yang diridai Allah. Dijaga tutur katanya, hatinya, akhlaknya, oleh Allah yang Mahakuasa.
Setelah itu, Aa Gym pun berpesan kepada para santri karya, agar dapat memberikan teladan yang baik bagi siapa pun. “Kegagalan pertama seorang pemimpin, adalah gagal memberikan teladan. Sibuk menyuruh orang lain, tapi dirinya tidak melakukan. Melarang orang lain, tapi dia melakukan. Allah Mahatahu,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan untuk tidak mengangap diri sebagai sumber hidayah. “Bukan dakwah kita yang jadi sumber hidayah bagi orang lain. Tapi, Allah-lah sumber hidayah. Bila kita berdakwah, insya Allah kita dapat pahala. Kita juga termotivasi untuk terus memperbaiki diri,” kata Aa Gym.