Aa Gym: Hawa Nafsu Itu Adalah Karunia Alloh, Maka Tempatkan Sesuai Porsinya
DAARUTTAUHIID.ORG | Kita sebagai manusia berpotensi melakukan apa saja, karena kita adalah manusia yang diberi hawa nafsu. Seseorang yang tidak memiliki hawa nafsu adalah orang yang tidak dianggap normal, yang paling perlu kita lakukan adalah bagaimana mengenali hawa nafsu dan mengendalikannya. Sehingga apa yang dilakukan oleh hawa nafsu itu hanya membawa kebaikan, bukan pada keburukan.
Syahwat misalkan merupakan sesuatu yang penting bagi manusia, kalau dilakukan dengan cara yang benar maka akan bernilai sedekah dan mendapatkan pahala. Namun, jika disalurkan dengan yang tidak halal maka disebut dengan berzina. Kita memiliki beranak pinang dan memiliki keturunan karena melalui syahwat.
Nafsu amarah juga penting dalam diri kita, untuk membela diri, agama, dan keluarga. Namun, kalau tidak bisa dikendalikan akan menimbulkan kerusakan-kerusakan yang luar biasa dan dapat merugikan orang lain.
Contoh sederhananya yang sering kali kita lakukan yaitu nafsu makan, asam urat, koresterol, diabetes, darah tinggi, yang disebabkan oleh ketidakmampuan kita dalam mengendalikan nafsu makan. Berlebihan dari jumlah yang dibutuhkan, dosisnya sudah berlebihan, sehingga tidak mampu lagi mengendalikan diri.
Misalkan juga terjadinya pembunuhan, karena ia tidak bisa mengendalikan nafsu marahnya yang berakhir zdalim kepada orang lain. Kenapa seseoang juga melakukan zina, karena matanya tidak terjaga dari sesuatu yang diharamkan oleh Alloh Ta’ala.
Tindakan korupsi yang kita lihat hari ini, apakah mereka yang korupsi adalah orang yang miskin? Bukan. Yang melakukan tindakan korupsi itu datang dari orang berpendidikan tinggi, pejabat, dan orang kaya. Merekalah orang-orang yang ingin memiliki sesuatu tidak akan pernah merasa puas.
Jadi hawa nafsu merupakan sesuatu karunia Alloh jika kita kendalikan dengan cara yang benar. Coba belajar untuk mengenali hawa nafsu dan bagaimana teknik mengendalikan. Jangan sampai diperbudak oleh hawa nafsu, karena kecenderungan hawa nafsu itu lebih menyukai hal-hal yang buruk, dan akan merugikan diri kita sendiri. (KH. Abdullah Gymnastiar)