Aa Gym: Ciri Orang yang Tidak Dewasa
DAARUTTAUHIID.ORG – Sahabat sekalian, kedewasaan seseorang itu tidak ditentukan dari umurnya. Orang yang sudah tua tidak menentukan dia juga dewasa. Boleh jadi dewasa secara usia, tetapi secara pemikiran belum tentu.
Ada beberapa hal yang menjadi tanda bagi seseorang apakah ia termasuk orang yang sudah dewasa atau belum.
Pertama, tidak bisa menjadi pendengar yang baik, setiap orang berbicara bawaannya selalu ingin memotong pembicaraan orang lain, ingin menyela, dan tidak sabar mendengarkan penjelasan orang lain.
Kalau orang lain berbicara ia sibuk melakukan hal-hal yang membuatnya tidak fokus dan kelihatannya tidak fokus.
Sedangkan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam kalau ada orang berbicara Ia pasti menyimak dengan seksama.
Kalau ada hal lucu Rosul akan ikut senyum, kalau sedih Rosul akan ikut prihatin, kalau ada sesuatu yang mengagumkan Rosul juga akan mengucapkan kalimat “maasyaAllah”.
Beda kalau orang yang tidak dewasa, kalau ada orang berbicara kecenderungannya pasti merendahkan, dengan mengatakan “ah bisa aja,” pokoknya tidak mau memberi apresiasi atau penghargaan kepada orang lain.
Pada kasus lain misalkan, kalau ada suatu berita ia memberikan sisi negatif dari berita tersebut, agar kelihatan paling tahu, paling paham, dan paling menguasai.
Kedua, selalu bertindak agresif menyerang pribadi orang lain. Orang seperti ini selalu mencari peluang untuk menyerang melalui kelemahan orang lain, senang merusak reputasi orang.
Dan kalau sudah tidak suka ia pasti mencari jalan untuk menjatuhkan orang tersebut. Orang tidak matang kedewasaannya pasti paling suka melihat orang lain menderita.
Ketiga, suka berlebih-lebihan dalam menyampaikan sesuatu. Mendramatisir secara berlebihan suatu kejadian, atau boleh jadi sebaliknya mengurangi-ngurangi.
Disisi lain juga ia suka berbeda didepan dan dibelakang. Di depan ceritanya A, kalau di belakang ceritanya B.
Misalkan dalam sebuah rapat, ia menyampaikan sebuah persetujuan pada keputusan rapat, namun diluar rapat malah menyampaikan tidak setuju. Bahkan sering berbohong hanya untuk mengakomodasi kepentingan sendiri.
Kedewasaan tidak dilihat dari segi usia, banyak yang usia tua tapi belum dewasa dan sebaliknya usia muda tapi sudah dewasa.
Ini karena yang menjadikan tolak ukur sebuah kedewasaan adalah kemampuan untuk memiliki pola pikir yang matang.
Dewasa adalah sebuah proses yang membutuhkan banyak sekali percobaan dan juga belajar dari kesalahan yang kita dilakukan. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan