Aa Gym: Cara Menghadapi Penilaian dan Kekalahan Dalam Hidup

DAARUTTAUHIID.ORG | Sahabat sekalian, apakah follower itu penting? Penting kalau bijak memanfaatkannya. Kalau kita punya follower tapi sangat bergantung pada follower tersebut maka niatnya menjadi tidak baik. Kalau dakwahnya berdasarkan like dan komentar saja, pasti dakwahnya bukan karena Alloh tapi karena manusia.

Begitu juga kalau kita mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an, maka tidak usah terlalu memikirkan penilaian juri. Tapi fokuslah pada penilaian Alloh dan pahala setiap huruf yang kita baca, fokus hal itu menjadi ladang dakwah untuk kita. Selebihnya ikhtiar dan tawakal, biar Alloh yang mengatur hasilnya.

Buat apa kita mengharap menjadi pemenang, kalau yang menang sudah diatur oleh Alloh Ta’ala. kalau terlalu berharap nanti membuat hati kita semakin kecewa. Lagian buat terlalu mengharap juara, paling yang kita dapat hanya piala yang terbuat dari plastik, dapat sertifikat yang hanya terbuat dari kertas, dan mendapatkan uang yang tidak terlalu seberapa.

Alhamdulillah santri di DT setiap kali minta doa minta untuk menang, maka saya tidak akan doakan untuk menang. Tapi mendoakan santri agar menjadi lebih baik dan menjadi amal sholeh setiap perlombaan yang diikuti.

Setiap lomba yang diikuti oleh santri atau anak-anak harus diajarkan bahwa niatnya hanya untuk mengharap ridho Alloh Ta’ala, lakukan dengan ikhlas, ikhtiar dengan terbaik, dan mengajarkan untuk menerima apapun takdir yang akan datang. Berapa banyak orang yang kecewa karena tidak menerima kekalahan.

Kalaupun ditakdirkan untuk menang maka ajarkan diri atau anak agar tetap tawadhu dan tidak sombong. Kalaupun ditakdirkan untuk kalah maka ajarkan bagaimana agar tetap berlapang dada dalam menerima takdir Alloh.

Tidak penting juara di dunia ini, yang penting Alloh Ta’ala ridho, yang penting menjadi juara di hadapan Alloh, dan menjadi ahli surga. Buat apa jadi juara kalau menjadi ahli neraka, karena kalau orang juara kecenderungan pasti bersikap sombong, sedangkan sikap sombong merupakan perbuatan setan. (KH. Abdullah Gymnastiar)