Aa Gym: Bertaubatlah Dari Dosa-Dosa yang Kita Lakukan

DAARUTTAUHIID.ORG | Salah satu yang diilhami kepada seorang Nabi Adam yaitu doa. Doa bertaubat kepada Alloh Ta’ala atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Sebelum kita bertaubat kepada Alloh, maka hal yang pertama kali yang harus kita lakukan adalah mengakui kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.

Hal ini yang terdapat dalam doa Nabi Adam ‘alaihisalam:

Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin

Artinya:

“Wahai Pemelihara kami (Ya Tuhan Kami), sesungguhnya kami telah berbuat dhalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi.”

Setiap manusia pasti punya salah, kecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasslam. Selebihnya pasti ada salah. Oleh karenanya, bagi siapa saja ingin bertaubat, maka ia harus mengakui dulu kesalahannya.

Tidak termasuk golongan orang-orang yang bertaubat, jika bergembira atas dosa-dosa yang dilakukan. Seharusnya orang yang taubat itu merasa menyesal atas dosa masa lalunya, bukan bangga dengan menceritakannya kepada orang lain.

Sebagai manusia, kalau kita tidak mendapat ampunan, magfirah, dan rahmat Alloh Ta’ala, kita pasti menjadi orang-orang yang merugi.  

Ketahuilah bahwa kita tidak selamat jika hanya mengandalkan amal kita, kita akan selamat jika mengandalkan rahmat Alloh. Hal tersebut, sebagaimana yang tergambar dalam doa Nabi Adam ‘alaihissalam diatas.

Hidup ini hanya ada empat kejadian, di antaranya ialah:

Pertama, kita akan berbuat baik, tapi tidak semua kebaikan membuat kita bahagia kecuali dengan kunci ikhlas.

Kedua, hidup ini pasti berbuat kesalahan, tetapi sebaik-baik orang bersalah ialah langsung menyegerakan untuk taubat. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Adam ‘alaihissalam.

Ketiga, hidup ini akan selalu dikarunia nikmat oleh Allah Ta’ala. tapi tidak semua nikmat menjadi kebaikan, kecuali menghadirkan rasa syukur dalam diri. Orang tidak tahu syukur, tidak akan pernah merasakan nikmat hidup ini.

Keempat, kita pasti diuji dengan musibah, dan setiap musibah akan menjadi karunia, kalau kita bisa menghadapinya dengan sabar. (KH. Abdullah Gymnastiar)