Aa Gym: Belajar dari Bencana Tsunami, Gunakan Waktu Sebaik Mungkin
DAARUTTAUHIID.ORG | Kita telah menyaksikan apa yang telah terjadi pada tahun 26 Desember 2006 yaitu sebuah bencana atau peristiwa yang begitu dahyat Tsunami. Tsunami telah menghayutkan dan menenggelamkan banyak orang hingga berakhir dengan kematian.
Salah satu hikmah yang bisa kita ambil hari ini adalah jangan sampai kita dihanyutkan dan ditenggelamkan oleh waktu. Banyak orang yang tidak bisa memanfaatkan waktunya sehingga kehilangan waktu produktifnya. Sampai-sampai Alloh Ta’ala berfirman dalam surat Al-Ashr yang artinya:
“Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (3)” (QS. Al-Ashr: 1-3)
Ada banyak peristiwa yang terjadi di dunia ini, hal bisa kita lihat di berbagai media televisi dan media lainnya. Peristiwa bencana alam, pembunuhan, perebutan kekuasaan, dan berbagai peristiwa lainnya. Maka kita harus mampu mengambil hikmah setiap peristiwa yang terjadi.
Semua peristiwa yang kita saksikan harus kita kaitkan dengan kekuasaan Alloh Ta’ala, karena tidak ada sebuah peristiwa yang terjadi melainkan atas izin Alloh. Alloh yang mengendalikan dan menghendaki apapun yang terjadi di dunia.
Jadi, jangan hanya sibuk membahas sebuah berita yang tidak manfaat dan hikmahnya bagi diri sendiri. Kalau kita mampu mengambil pelajaran setiap peristiwa, maka akan kuat dorongan kita dalam menggunakan waktu dan berbuat baik dengan maksimal.
Kita akan takut untuk melalaikan waktu. Kita juga akan berpikir bahwa mudah bagi Alloh merencanakan sesuatu, termasuk mengambil apapun yang ada dalam diri kita.
Coba kita evaluasi diri kita sendiri, bagaimana amalan ibadah kita sehari-hari? Baca Al-quran kita lebih banyak atau tidak setiap harinya. Lebih banyak mendengar ceramah atau lebih banyak mendengar musik? Coba kita hitung masing-masing amalan ibadah yang kita lakukan, apakah lebih banyak amal kebaikannya atau lebih banyak maksiatnya?
Tidak ada yang tidak dihisab di akhirat nanti, kita harus mampu mempertanggungjawabkan semua amal ibadah kita dihadapan Alloh Ta’ala, sedikit maupun banyak dan yang kecil maupupun yang besar. Hal ini sebagaimana pesan Alloh Ta’ala dalam surat Al-Zalzalah:
“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. (7) Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya (8)” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)