Aa Gym: Apa yang Harus Dilakukan, Jika Anak Tidak Sesuai dengan Harapan Kita?
DAARUTTAUHIID.ORG | Kalau kita melihat anak-anak belum sesuai dengan harapan kita, apa yang akan kita lakukan? Maka yang harus pertama kali kita lakukan adalah taubat kepada Alloh Ta’ala.
Semua kepahitan, kesedihan, kegelisahan, dan musibah, itu diundang oleh kita sendiri. Berbeda dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, Nabi diuji memang untuk mengangkat derajatnya Alloh Ta’ala.
Kalau seseorang ditimpa musibah maka yang harus ada dalam pikiran kita adalah bahwa ia diberi musibah oleh Alloh untuk mengangkat derajatnya. Tapi kalau kita ditimpa musibah, maka yakinlah bahwa itu adalah kesalahan kita sendiri.
Kalau ada anak-anak yang belum sesuai dengan harapan maka kita sendiri yang harus taubat. Boleh jadi kita sebagai orangtua belum menjadi contoh yang baik untuk anak, boleh jadi kita belum benar-benar serius dan tulus untuk mendo’akan anak, dan kita juga belum mendidik dengan cara yang benar.
Coba tanya pada diri sendiri, seberapa sungguh-sungguh kita menghiba kepada Alloh agar anak kita menjadi anak yang sholeh. Seberapa sungguh-sungguh juga memohon ampunan atas kelalaian kita dalam mendidik anak, sedalam apa kita mengaku kesalahan kita, dan seberapa serius juga melibatkan Alloh Ta’ala dalam mengurus anak-anak.
Cobalah menyiapkan waktu untuk mengobrol dengan anak-anak, mendengarkan apa yang ada dalam pikiran dan hati anak-anak. Setidaknya kita sebagai orangtua harus membuat anak-anak aman dan nyaman ketika bersama kita.
Kedua, kita harus terlibat membantu anak-anak, mensupport, dan memberikan masukan yang baik kepada anak-anak. Ketiga, kita harus terbuka, meminta masukan dari anak, bukan hanya kita yang memberikan masukan, agar anak bisa memberikan kritik dan saran kepada kita.
Itu hanya syariat yang kita lakukan, selebihnya serahkan kepada Alloh Ta’ala, karena Alloh yang memberikan kesholehan kepada hamba-hambanya, tugas kita hanya berikhtiar saja.
Jangan sampai kita merasa sudah memberikan yang terbaik dan doa yang yang terbaik kepada anak-anak. Kalau kita sudah merasa memberikan yang terbaik nanti kita merasa yang paling benar. Tetapi, kita harus merasa bahwa yang kita berikan masih kurang, masih belum maksimal, agar kita punya keinginan kuat juga untuk memperbaiki diri. (KH. Abdullah Gymnastiar)