Aa Gym: Anak Adalah Karunia Sekaligus Ujian
DAARUTTAUHIID.ORG — Mudah-mudahan Alloh Ta’ala memberikan kita petunjuk dan kekuatan agar kita bisa melalui setiap ujian hidup dengan baik, karena hidup di dunia ini adalah rangkaian dari ujian ke ujian yang lain.
Layaknya anak yang akan naik kelas di sekolah, senantiasa akan dihadapkan dengan soal-soal ujian di waktu tertentu. Begitu juga kita dalam hidup ini. Setiap ujian yang kita hadapi hakikatnya adalah agar kita naik derajat di hadapan Alloh Ta’ala.
Salah satu ujian dari Alloh adalah diberikan anak atau keturunan kepada pasangan suami-istri. Jika dilihat dari satu sisi, maka anak adalah karunia.
Namun jika dilihat dari sisi lain, anak merupakan amanah yang akan dipertanggungjawabkan. Selain itu, anak juga merupakan ujian bagi orangtuanya. Alloh Ta’ala berfirman dalam Al Quran:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Alloh dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Alloh-lah pahala yang besar.” (QS. Al Anfaal: 27-28)
Oleh karenanya, melihat anak seperti kita melihat soal ujian. Orang akan stres menghadapi soal ujian jika dia tidak belajar, meskipun sebenarnya jawaban dari soal itu sangat mudah, karena namanya ujian tidak selalu berupa kesusahan.
Punya anak yang sukses itu merupakan ujian. Tidak jarang ada orangtua yang merasa ujub, takabur, sombong, karena kesuksesan anaknya.
Dimana-mana memamerkan prestasi anaknya. Setiap ada kesempatan memamerkan anaknya, maka sembari merendahkan anak orang lain yang tidak sukses seperti anaknya.
Anak sukses itu bagian dari ujian. Jangan sampai kita yang sudah diamanahi oleh Alloh menjadi orangtua, merasa ujub, takabur, sombong karena kesuksesan anak kita, karena sesungguhnya anak sukses adalah karunia dari Alloh Ta’ala.
Anak-anak yang bisa berprestasi di sekolah, tinggi nilai ujiannya, dan lulus dengan nilai yang mengagumkan, tidak lain karena Alloh mengkaruniakan kepadanya otak dan akal pikiran, dan, kesehatan.
Demikian pula ketika anak tidak sesuai harapan. Mungkin prestasi di sekolahnya hanya biasa-biasa saja, atau bahkan mungkin ada yang tidak naik kelas. Kuliahnya tidak lulus-lulus. Ini juga ujian bagi orangtua.
Ada orangtua yang merasa malu, minder dan berkeluh kesah melihat anaknya yang seperti itu, sampai-sampai orangtua lupa bahwa surga tidak berbicara mengenai gelar pendidikannya.
Banyak anak-anak yang hanya lulus SMA, atau kuliah tapi tidak sampai jadi sarjana, akan tetapi mereka justru akhirnya bisa menggaji para sarjana. Anak-anak seperti ini jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan sarjana.
Oleh karena itu, bagi para orangtua agar senantiasa rendah hati, penuh dengan rasa syukur dan tawakal kepada Alloh Ta’ala menghadapi bagaimanapun kondisi anak-anak.
Tugas para orangtua adalah merawatnya, membimbingnya, dan mendidiknya sesuai dengan apa yang Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wasalam ajarkan. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan