Aa Gym: 3 Tahapan Tawakal yang Harus Dilewati
DAARUTTAUHIID.ORG — Salah satu asma Alloh Ta’ala adalah ‘Al Wakiil’, Alloh yang Maha Mewakili atau Maha Memelihara dan Mengurusi kebutuhan seluruh makhluk di alam semesta. Sebagaimana disebutkan dalam firman Alloh Ta’ala:
اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۙوَّهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ
“Allah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar: 62)
Sebagai makhluk ciptaan Alloh, kita wajib bertawakal kepada-Nya. Hanya orang yang bertawakal kepada Alloh yang akan dicukupi setiap kebutuhannya.
Namun, kita perlu memahami arti dari tawakal, agar tidak keliru memaknai arti tawakal. Jangan seperti orang yang ingin hidup sejahtera tapi aktifitasnya hanya malas-malasan dan tidur saja.
Orang yang tawakal ialah orang berserah diri kepada Alloh Ta’ala dengan segenap keyakinan bahwa Alloh adalah Yang Menguasai atas segala sesuatu, kemudian mengiringinya dengan ikhtiar yang maksimal.
Tiga tahapan tawakal yang jangan sampai terlewati oleh kita di antaranya ialah:
Tahap pertama, belajar tentang nama-nama Alloh. Dengan belajar mengenal nama-nama atau asma Alloh, maka kita akan semakin mengenal Alloh, akan semakin dekat juga dengan Alloh. Kita akan semakin memaknai dan mengerti tentang siapa pencipta kita.
Tahap kedua, berusaha menyempurnakan ikhtiar. Jangan dulu melompat kepada tahap keyakinan. Ikatlah dahulu tali untamu, atau kuncilah dahulu kendaraanmu dengan benar, baru bertawakal kepada Alloh Ta’ala.
Sebuah kisah dari seorang pemuda yang tidak melakukan pekerjaan apapun selain bersantai atau bermalas-malasan saja.
Saat dia ditanya, “Mengapa kamu tidak bekerja?” Lantas dia menjawab, “Saya yakin Alloh Maha Memberi Rezeki, pasti saya akan mendapat rezeki!”
Jawaban pemuda ini tampaknya benar, tapi sebenarnya salah. Pemuda ini belum sampai mengenal Alloh, dia baru sebatas tahu bahwa Alloh yang Maha Menolong.
Kalau pemuda ini mengenal Alloh, dia pasti akan mengerti siapa dan seperti apa orang yang akan ditolong oleh Alloh Ta’ala.
Maka, penting untuk menyempurnakan ikhtiar, menyempurnakan belajar, menyempurnakan berobat dan lain-lainnya.
Jangan dulu menyerahkan segalanya kepada Alloh, sebelum melalui tahapan ini. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jika kalian bertawakal kepada Alloh dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya Alloh akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Alloh memberi rezeki kepada seekor burung, di pagi hari dia pergi dalam keadaan lapar dan di sore hari dia pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits ini kita bisa melihat burung itu tidaklah diam, ia terbang menjemput rezeki Alloh, di mana ia juga tidak tahu bagaimana rezekinya hari ini. Namun, memaksimalkan ikhtiar adalah bagian penting dari tawakal.
Tahap ketiga, kuatkan tauhiid di hati. Sesudah kita mengenal Alloh melalui asmanya, kemudian menyempurnakan ikhtiar, maka tahap berikutnya adalah menguatkan di dalam hati bahwa tiada yang kuasa menolong kita kecuali Alloh semata.
Jangan bergantung kepada orangtua, jangan bergantung kepada manusia manapun, karena manusia hanya perantara.
Bergantunglah hanya kepada Alloh. Semoga kita mampu menjadi hamba yang bertawakal kepada Alloh Ta’ala dengan sebenar-benarnya tawakal. (KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan