A Deda Santri Pertama di Daarut Tauhiid
Usai Salat Subuh berjamaah, KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) tidak tausiah sendirian. Ia mengajak adik kandungnya yang bernama Abdurrahman Yuri (A Deda), pada Jumat (3/5). Aa Gym kemudian berkisah tentang awalnya berdirinya Masjid Daarut Tauhiid (DT), sebelum jadi pesantren seperti sekarang.
Aa Gym mengungkapkan awal hijrahnya di lingkungan tempat tinggalnya, yaitu Komplek Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong Girang, Bandung. Memakmurkan masjid di dekat rumahnya, ia anggap sebagai langkah pertama hijrahnya. “Saya terdakwahi oleh adik yang sudah meninggal. Ia yang berkebutuhan khusus berakidah sangat kokoh terhadap Allah,” ungkapnya.
Selanjutnya, Aa Gym pun meceritakan awal-awal hijrah dengan mengajak adik-adiknya sebagai pendamping dalam perjuangan dakwah. Ia juga mendatangi para sahabatnya untuk memakmurkan masjid, dengan modal wirausaha. “Kami memulai dakwah dengan mengajak teman dan sahabat dekat rumah. Yang menjadi santri pertama adalah adik saya sendiri, yaitu A Deda,” katanya.
Di hadapan jamaah, A Deda menyampaikan, ia bertahan hingga kini menjadi Santri DT, bukan hanya karena Aa Gym adalah kakaknya. Tapi, Aa Gym mampu membimbing dirinya, dan menjadi teladan yang baik bagi hidupnya. “Melanjutkan dakwah agar terus berjalan, kami menyambi dengan berwirausaha. Dari berdagang hingga mengangkot, karena kami mempunyai cita-cita ingin membangun majelis yang makmur,” kata A Deda.
Dari sanalah, Aa Gym mulai bisa menyewa kamar kos, satu demi satu, hingga akhirnya dapat membeli tempat tersebut secara keseluruhan, dan menjadi Daarut Tauhiid yang sekarang. (Toni Antonius)