Isi dan Topeng
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah SWT. Semoga Allah SWT Yang Maha Baik, menggolongkan kita sebagai ahli dzikir, orang yang senantiasa ingat kepada Allah SWT dimanapun dan kapanpun. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad saw.
Banyak orang yang senang dinilai, dipuji, disanjung, diperhatikan oleh makhluk, maka orang yang demikian cenderung akan sibuk membangun topeng. Sedangkan orang yang senang dinilai dan diperhatikan oleh Allah SWT., maka ia akan cenderung sibuk membangun isi. Allah SWT. berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy Syams [91] : 9-10)
Allah SWT. tidak melihat rupa, tidak melihat harta kita. Allah SWT. melihat kepada isi hati dan amal perbuatan kita. Bukan tidak boleh kita berpakaian bagus, tapi hati harus lebih bagus dari pakaian, hati harus punya niat yang lurus hanya kepada Allah SWT semata. Jangan sampai kita rela membeli baju yang bagus apalagi mahal tapi hanya berakibat mengotori hati, sungguh rugi diri kita kalau begitu. Berpenampilan mesti baik, rapi, bagus, karena Allah SWT. Maha Indah dan mencintai keindahan. Yang tidak boleh itu kalau kita sibuk memperbagus diri tapi hanya untuk manusia bukan untuk Allah SWT. Karena tidak sedikit orang yang lebih takut bajunya kotor daripada takut hatinya kotor. Ada yang lebih sibuk membersihkan kendaraannya agar mengkilap, daripada sibuk membersihkan hatinya. Ada yang lebih sibuk mengisi rumahnya dengan perabotan yang bagus daripada sibuk mengisi hati dengan niat-niat yang mulia nan lurus lillaahita’ala.
Padahal jikalau seseorang senantiasa rajin menjaga kebersihan hatinya, rajin mengisi hatinya dengan niat-niat dan maksud-maksud yang mulia, maka niscaya yang akan terpancar dari dirinya tiada lain adalah keindahan. Hidupnya akan senantiasa terurus, tertata, terencana dengan rapi. Sesederhana apapun penampilan seseorang, jika dia memiliki hati yang bening maka yang akan terpancar darinya adalah keindahan, keteduhan yang menentramkan. Maasyaa Allah SWT.
Nah saudaraku, marilah kita senantiasa bermujahadah menjaga dan menata hati kita agar senantiasa bersih dan penuh dengan dzikir kepada Allah SWT. Sehingga kita termasuk orang-orang yang beruntung di hadapan Allah SWT. Aamii yaa Robbal’aalamiin.
[Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar]