Mengintip Kiat Sukses ala Pamella
Warga Yogyakarta pasti sudah tidak asing lagi dengan supermarket yang satu ini. Dari sekian banyak supermarket, Pamella adalah salah satu supermarket yang memilikitempat di hati warga Yogyakarta, terutama kaum ibu dan keluarga muda. Selain menyediakan kebutuhan sehari-hari, supermarket ini juga menyediakan berbagai kebutuhan lainnya yang terkenal murah dan lengkap.
“Pamella” adalah nama supermarket kondang itu. Nama tersebut diambil dari nama pemilik sekaligus salah satu pendirinya, yakni Noor Liesnani Pamella. Terhitung hingga akhir 2017, Pamella supermarket sudah memiliki delapan cabang di Yogyakarta. Bahkan, rencananya, tidak lama lagi Pamella yang kesembilan akan dibangun.
Rahasia Sukses Pamella
Tak ada yang menyangka, supermarket besar ini awalnya hanyalah warung biasa dengan ukuran 5×5 meter yang didirikan oleh pasangan suami istri. Bersama Sunardi Syahuri, suaminya, permpuan yang akrab disapa Pamella ini membangun kesuksesannya bersama setelah beberapa bulan menikah.
“5×5 meter itu dua meternya disekat untuk tempat tidur. Saya tidur di sana juga,” kata perempuan kelahiran 1955 ini saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
14 September 1975, berbekal modal Rp250 ribu yang didapat dari kado pernikahan dan bantuan dari orangtuanya, Pamella membuka warung sederhananya. Berkat ketekunan, semangat, dan kerja keras pasangan ini, semakin lama warung biasa yang hanya berukuran 5×5 meter ini terus berkembang.
Di balik kesibukannya melayani pelanggan, rupanya pasangan memiliki kebiasaan baik yang senantiasa dijaga. Setiap hari, sebagian keuntungannya mereka sisihkan untuk ditabungkan di celengan bekas susu. Di celengan tersebut, mereka menuliskan niatan bersama mereka menabung. Tahun pertama, tabungan itu mereka niatkan untuk kurban.
“Alhamdulillah kami beli satu kambing dan rasanya senang banget. Karena biasanya orangtua yang kurban,” katanya.
Setelah cita-cita kurban terlaksana, di tahun berikutnya pasangan ini kembali menabung untuk berhaji. Atas izin Allah dan ke-istiqamah-an keduanya, pasangan ini bisa berangkat berhaji bersama ibunya. Selama di Tanah Suci, salah satu doa yang dipanjatkannya adalah keinginannya untuk memiliki mobil. Pamella berharap, suaminya yang juga sebagai pendakwah ini melaksanakan tugasnya tanpa kehujanan atau terpapar terik matahari. Takdir Allah, beberapa saat setelah pulang berhaji, keduanya dimampukan Allah untuk membeli mobil.
Setelah memiliki mobil, pasangan ini kembali menabung. Kali ini, mereka niatkan untuk mengembangkan usahanya, yakni membeli tanah. Terbukti, ke-istiqamah-an menabungnya membuat nama Pamella Supermarket semakin dikenal masyarakat.
Lebihdari 581 karyawan ikut menyukseskan supermarket Pamella. Tidak hanya supermarket,Pamella dan suaminya juga membuka usaha lain yakni SPBU, senam khusus perempuan, salon khusus perempuan, dan futsal.
Selain dikenal lengkap dan murah, Pamella Supermarket juga menerima produk-produk rumahan (home industry) dari masyarakat untuk dijual di Pamella. Hingga saat ini, ada ratusan produk home industryyang dijual di Pamella Supermarket dan pelaku usaha kecil menengah yang bernanung di Pamella dan ikut sukses bersama Pamella Supermarket.
Dari sekian banyaknya produk yang dijual di Pamella Supermarket, rokok adalah benda yang tidak akan didapatkan di Pamella Supermarket. Pasangan ini berkomitmen untuk tidak menjual rokok di supermarketnya sejak April 2003. Awalnhya Pamella ragu untuk berhenti menjual rokok karena keuntungannya dinilai menjanjikan.Tetapi, karena dorongan buah hatinya, melihat iklan peringatan bahaya rokok, dukungan suami yang juga seorang pendakwah, dan banyak mendengar ceramah tentang keharaman rokok, akhirnya Pamella berhenti menjual rokok.
“Saat itu mulai marak (peringatan) iklan rokok yang berbunyi merokok menyebabkan berbagai penyakit. Saya berpikir, kalau saya jual rokok, berarti saya memberi kontribusi penyakit,” tuturnya.
Amalan Istimewa
Kesuksesan Pamella dan suaminya adalah buah dari ketekunan dan kegigihan mereka. Sejak awal mendirikan warung sederhananya, mereka niatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagai wujud syukur kepada Allah SWT, Pamella bertekad untuk berjuang untuk terus beribadah dan berbuat baik kepada sesama manusia, terutama anak yatim.
Ditinggal ayah sejak masih belia dengan kondisi adik-adik yang masih belum sekolah membuat Pamella dan ibunya kalut. Keadaan ekonomi semakin berat karena mereka masih ada urusan dengan Bank. Usaha yang digeluti orangtuanya pun harus gulung tikar karena banyak aset yang dijual untuk melunasi hutang ke bank. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, keluarga Pamella pun kerap menerima zakat dari orang lain.
“Pada waktu dikasih zakat itu saya senang banget, tetapi setelah tahu kalau zakat itu untuk orang miskin, saya jadi nangis. Saya berdoa, ya Allah, mudah-mudahan besok kalau saya sudah besar, saya bisa bayar zakat yang banyak. itu doa saya, bisa zakat yang banyak,” Kenang Pamella.
Seiring waktu berlalu dan usaha bersama suaminya semakin maju, akhirnya doanya terkabul. Kini, Pamella dapat dengan leluasa menunaikan zakat dan sedekahnya, terutama untuk anak-anak yantim dan fakir miskin. Melalui bantuannya itu, Pamella berharap, anak-anak yatim bisa merasakan kebahagiaan sebagaimana dulu ia dibahagiakan oleh orang-oarang yang peduli padanya.
“Karena saya dulu merasakan jadi anak yatim, banyak yang nolong, ada yang menyekolahkan, sepertinya saya bahagia banget waktu kecil karena dibantu. Saya kepingin nanti kalau sudah besar bisa bantu juga, makanya saya sangat peduli dengan orang miskin dan anak yatim,” jelasnya. (Astri Rahmayanti)