PG dan TK Khas DT Siap Cetak Generasi Berkarakter
Demi mencetak generasi yang berkarakter, para pengurus PG dan TK Khas DT terus memberikan materi-materi yang menunjang karakter tersebut, salah satunya adalah menabung. Kepala Sekolah PG dan TK Khas Daarut Tauhiid (DT), Ade Karwati, mengatakan kegiatan menabung itu merupakan sebuah implementasi dari visi-misi TK DT agar mampu berkontribusi dalam perawatan re generasi umat.
“Kita di sini kan bagian dari pendidik yang bertangungjawab terhadap perkembangan para santri junior ini. Kami menerapkan pembangunan karakter Baik dan Kuat (BAKU) agar mereka tumbuh berkembang memiliki jiwa sosial yang tinggi, salah satu kegiatannya ya menabung bersama,” katanya, saat ditemui di Acara Pelepasan TK B di Aula Daarul Hajj, Kamis, (20/6).
Pengenalan dan penanaman lewat program yang ada di DT , kata Ade, sudah memenuhi syarat. Katanya, seluruh aset wakaf DT memiliki banyak manfaat bagi anak-anak.
“Kita coba komunikasi dengan lembaga lain, program apa yang relevan untuk anak-anak seusia mereka. Kemarin yang acc DT Peduli, kita coba ajak anak-anak untuk nabung, alhamdulilah mereka antusias,” ujarnya.
Program-program seperti itu digulirkan sesuai dengan amanat Pimpinan Pondok Pesantren DT, KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)menginginkan DT menjadi ladang amal bagi siapa saja. Ade menilai jika kegiatan seperti itu tidak bisa berdiri sendiri, namun juga harus bekerjasama dengan lembaga yang lain supaya bisa terintergritas pesannya.
“Memang sebaiknya terus diupayakan, akan kita maksimalkan terus, dan nanti akan coba koneksi ke lembaga-lembaga yang lain supaya silaturahmi terjaga dan apa yang di targetkan menjadi pencapaian bersama,” katanya.
“Guru kita kan ingin DT bisa menjadi ladang amal, atas dasar itu kita coba programkan kegiatan pembangunan karakter ini, supaya melahirkan generasi yang bermanfaat, ideal dan bertanggung jawab terhadap almamater,” lanjutnya.
Target akhir dari dijalankannya program-program tersebut ialah anak-anak berhasil dan terbiasa dengan yang dilakukan di sekolah, lalu mempraktikkannya di rumah, tanpa suruhan atau perintah orangtuanya. (Elga)