RUMAH TANGGUH DI LOMBOK
Rumah yang hancur di Lombok itu ribuan, dan para penghuninya sekarang tinggal di tenda-tenda.
Tinggal di tenda itu, kawan, jangan harap ada privasi. Padahal privasi adalah kebutuhan dasar psikologis (kenapa kita tak senang ada orang lain mengintip HP kita? Karena privasi kita terganggu. HP saja butuh privasi, apalagi tempat tinggal!)
Tinggal di tenda itu, kawan, juga sulit untuk optimis. Para penghuninya suka terkena perasaan “Tak Berdaya”. Ujung-ujungnya (jika terlalu lama) bisa apatis, tak mau bergerak. Terjangkiti penyakit akut “berMental Korban”, selalu ingin dikasihani.
Padahal, kemajuan hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang berdaya. Orang-orang yang kuat dan optimis. Lombok hanya bisa bangkit jika orang-orangnya tetap bergerak.
Itulah kenapa DT Peduli membuat program Rumah Tangguh. Bersama para warga terdampak, gotong royong membangun rumah yang ramah gempa. Berkolaborasi & bersinergi, berjuang bersama-sama Warga terdampak-lembaga-para donatur-ahli bangunan.(DT Peduli)