Aa Gym: Diberikan Jatah Waktu yang Sama, Maka Gunakanlah Sebaik Mungkin

DAARUTTAUHIID.ORG | Setiap manusia diberikan jatah waktu sama oleh Alloh, 24 jam perhari. Tapi dari waktu yang 24 jam itu, ada orang yang bisa memanfaatkan waktunya dengan baik dan ada orang yang tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik.

Ada yang memanfaatkan waktunya untuk menjadi ahli surga, dan ada yang memanfaatkan waktunya untuk menjadi ahli neraka, hal ini tergantung bagaimana seseorang menggunakan jatah waktu 24 jam perhari.

Orang yang rezekinya banyak dengan orang yang rezekinya biasa-biasa saja juga diberi jatah waktu sama, 24 jam perhari. Orang yang hafal quran dan yang tidak hafal-hafal diberi jatah waktu sama, 24 jam perhari.

Jadi inti permasalahannya bukanlah seberapa lama dan banyak jatah waktu hidup kita, tapi bagaimana kita menggunaka waktu dengan baik. Ada kecepatan, ada percepatan.  

Jika dalam ilmu fisika kecepatan itu ialah jarak atau satuan waktu, artinya konstan. Misalnya 60km per jam, maka percepatan adalah perubahan kecepatan per satuan waktu.

Artinya jika kita tetap sama menjalani hidup, menoton tidak ada peningkatan kualitas hidup, maka kita termasuk orang yang merugi. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung.

Barang siapa yang hari ini sama saja seperti hari kemarin, itulah orang yang merugi. Barang siapa yang lebih buruk dari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka Masa depan kita bisa dilihat dari gigihnya kita menyikapi waktu akan menentukan apakah kita akan menjadi orang yg rugi, beruntung atau celaka.

Jika kita tiap hari sama saja monoton, tidak ada perubahan, tidak ada peningkatan kualitas hidup dan ilmu, maka kita sudah pasti termasuk kedalam orang yang merugi. Jika kita pacu terus ilmunya, kualitas hidupnya, tingkatkan terus wawasannya, tingkatkan amalannya, maka kita termasuk orang yang beruntung.

Kalau kita semakin buruk dari hari kehari, maka kita adalah orang yang celaka. Tidak ada yang mencelakan diri kita selain keburukan diri kita sendiri, tidak ada yang menjerumuskan kita selain diri kita sendiri.

Jangan menyalahkan orang lain, lingkungan atau setan. Yang membuat kita buruk bukan bisikan setan, tapi pilihan kita yang mengikuti bujukan setan. Orang yang beruntung bukan hanya bertambah ilmu, bertambah uang, tetapi yang beruntung ialah yangbertambah juga amal solehnya, bertambah juga iman dan taqwanya.