Mengenal Sikap Zuhud Dalam Ilmu Tasawuf

DAARUTTAUHID.ORG | Zuhud merupakan bagian dari pembahasan atau materi yang dilajari dalam ilmu tasawuf. Tasawauf adalah cabang ilmu Islam yang berfokus pada pembersihan diri dari berbagai penyakit-penyakit hati.

Zuhud sebagai jalan untuk mengantarkan seseorang pada kecerdasan spiritual yang lebih mendalam, sehingga manusia dibimbing menuju ma’rifat atau pengenalan yang mendalam terhadap Sang Pencipta.

Dalam buku Hakikat Fakir dan Zuhud yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali menyampaikan bahwa zuhud adalah sikap meninggalkan perkara duniawi demi meraih sesuatu yang lebih bernilai di akhirat. Dalam makna lain berarti zuhud merupakan tindakan menjauhkan diri dari hal-hal duniawi untuk mendapatkan kebaikan yang lebih tinggi.

zuhud juga berarti meninggalkan perkara duniawi yang halal karena khawatir akan hisabnya, serta menjauhi hal-hal yang haram karena takut terhadap hukuman Allah Ta’ala.

Orang yang memiliki dan mengamalkan sikap zuhud akan menjaga hatinya dari pengaruh kemewahan dunia yang berlebihan. Sikap zuhud telah disebutkan Allah dalam surah Al Kahfi ayat 46 yang artinya:

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi (pahalanya) adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

Menurut Imam Al-Ghazali untuk menerapakan kehidupan zuhud memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

Tidak berlebihan dalam merasa bahagia saat mendapatkan sesuatu dan tidak terlalu berduka saat kehilangannya. Sebagai contoh, ketika seseorang mendapat jabatan tinggi, ia tidak merasa terlalu gembira, dan ketika kehilangan jabatan tersebut, ia tidak terlalu bersedih.

Orang yang zuhud tidak memiliki sikap sombong dalam dirinya, meskipun mendapatkan pujian dari orang lain. Mereka tidak merasa terhina atau kecewa ketika kritik. Mensyukuri pujian yang datang dan tidak tumbang kalau cacian yang ia berikan.

Orang-orang zuhud senantiasa hatinya dipenuhi kecintaan kepada Allah Ta’ala dan tidak terlalu terikat pada hal-hal duniawi.

Dalam hati yang benar-benar tertuju hanya Allah Ta’ala, tidak ada tempat untuk hal-hal selain Allah. Kecintaannya kepada Allah Ta’ala begitu besar sehingga kekayaan dan hal-hal duniawi tidak ada artinya sama sekali.

Keutamaan sikap zuhud Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa untuk menyadari bahwa akhirat memiliki nilai yang jauh lebih baik dibandingkan dunia. Keutamaan lainnya ialah untuk memperoleh cinta dari Allah Ta’ala.

Keutamaan orang-orang zuhud disebutkan juga dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Zuhudlah kamu terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa yang ada di tangan manusia, maka mereka akan mencintaimu.” (HR Ibnu Majah).

Semoga kita senantiasa menghadirkan dan menerapkan sikap zuhud dalam kehidupan sehari-hari kita. Allahu ‘alam bishiwab.. (Arga)