Aa Gym: Tidak Ada Keindahan Pada Orang yang Mudah Marah

DAARUTTAUHIID.ORG | Mengapa orang mudah marah? Biasanya orang yang marah itu ketika menghadapi sesuatu yang tidak cocok dengan keinginan atau harapannya. Akhirnya orang tersebut mengekspresikan dengan kemarahan.

Orang yang marah itu hilang keindahannya wajahnya, diambil ketenangan hatinya, dan dicabut keindahan rupanya, meskipun wajah aslinya ganteng, rupawan, cantik, tapi kalau sudah dibuat oleh Alloh wajahnya menjadi jelek.

Begitu juga kata-kata orang yang sedang marah, seperti orang yang tidak berpendidikan. Kata-katanya cenderung kasar, kotor, dan menyebutkan nama-nama binatang. Jadi orang yang sedang marah kehilang kesempatan dalam memilih kata-kata yang baik dan bijak.

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa amarah itu dijadikan oleh setan sebagai hawa nafsu untuk menghasut manusia. Ibu-ibu banyak yang tidak bisa mengendalikan amarah ketika anak melakukan kesalahan. Sampai-sampai mengatakan “Dasar Anak setan”.

Kalau kita perhatikan orang yang sedang marah, maka akan drop kualitas berpikirnya. Seperti orang yang tidak mempunyai akal pikiran.

Jadi hancurkan sekali orang yang sedang marah itu. Kata-katanya menjadi kasar, akal sehatnya menjadi drop, dan hatinya juga menjadi tidak tenang.

Amarah itu adalah hawa nafsu. Hawa nafsu itu ibarat air laut, makin diminum maka akan merasa haus. Jadi tidak akan merasa puasa orang yang sedang marah. Tahapan orang yang marah, pertama dengan melotot menggunakan ekspresi yang marah. Kedua, menggunakan kata-kata. Ketiga, berlanjut dengan tindakan fisik yaitu memukul. Keempat, menganiaya, dan bahkan boleh sampai melakukan tindkan pembunuhan.

Pemarah itu benar-benar sifat yang harus kita jauhi, karena sangat membahayakan bagi diri. Kalau kita memiliki kemampuan untuk berbuat banyak kebaikan, setidaknya janganlah menjadi pribadi yang pemarah. Tidak ada kebaikan dalam diri seorang yang mudah marah.

Dalam pandangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam orang yang perkasa itu adalah orang yang mampu mengendalikan amarahnya. Dalam arti lain bahwa orang-orang yang pemarah itu adalah orangnya sangat lemah jiwanya.

Tidak ada kebahagian dalam diri seorang, karena dalam dirinya hanya ada kebencian, dendam, iri, dan berbagai penyakit lain. Oleh karenanya, cobalah untuk belajar mengevaluasi dan mengendalikan amarah. (KH. Abdullah Gymnastiar)