Adab Berjabat Tangan yang Harus Diperhatikan!

DAARUTTAUHIID.ORG | Berjabat tangan merupakan salah satu kebiasaan dalam Islam. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam oleh sesama muslim. Jabat tangan merupakan aktivitas atau praktek bersalaman dengan orang lain. Lalu ditahan beberapa waktu untuk menyampaikan salam .

Berjabat tangan memiliki keutamaan dalam Islam, sebagaimana yang disampaikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam yaitu:

“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya sesama muslim kemudian keduanya berjabat tangan, maka akan gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun kering di hari angin bertiup kencang. Ataupun jika tidak, maka dosa-dosa keduanya akan diampuni walaupun seumpama sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Dalam Hadist lain juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda:

“Tidaklah dua orang muslim yang saling bertemu kemudian mereka saling berjabat tangan, melainkan Allah Ta’ala akan mengampuni dosa keduanya sebelum keduanya berpisah.” (HR. Abu Daud).

Berjabat tangan salah satu ciri orang yang mempunyai kelembutan hati, berjabat tangan juga akan memberikan pengaruh positif, menghilangkan permusuhan dan kedengkian di dalam hati.

Namun, ada beberapa adab dan etika yang harus dipenuhi, di antaranya ialah:

Pertama, Diawali dengan Mengucap Salam

Hendaknya berjabat tangan dilakukan ketika setelah terlebih dahulu diawali dengan mengucapkan salam. Jangan sampai dengan alasan berjabat tangan, kemudian kita melupakan salam kepada sesama muslim.

Mengucapkan salam juga memiliki keutamaan sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam riwayat berikut:

“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku beritahu dengan sesuatu yang apabila kalian lakukan kalian akan saling mencintai? (yaitu) sebarkanlan (ucapkanlah) salam di antara kalian.” (HR. Muslim)

Kedua, Tidak Berjabat Tangan dengan yang Bukan Mahram

Dalam berjabat tangan diharapkan tidak berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam semasa hidupnya tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali mahramnya Nabi. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

“Dari Sayyidah Aisyah RadiyaAllahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah menyentuh tangan seorang wanitapun, kecuali wanita yang menjadi istrinya.” (HR. Al-Bukhari).

Dalam riwayat lain Rasulullah Shallallahu ‘alahi wassalam bersabda: “Kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu adalah lebih baik bagi dirinya dari pada dia menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya.” (HR. At-Tabrani).

Ketiga, Berusaha Memulai Jabat Tangan

Rasullulah terbiasa memulai berjabat tangan terlebih dahulu dengan orang lain.

Keempat, Tidak Menarik Tangan Atau Melepasnya Sebelum Saudaranya Melepasnya

Ketika berjabat tangan dianjurkan untuk midak menarik tangan atau melepasnya sebelum saudara kita menarik tangannya.

“Dari Anas bin Malik RadiyaAllahu ‘alaihi wassalam bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam apabila bertemu dengan seseorang beliau menjabat tangannya dan tidak menarik tangan beliau sebelum orang tersebut menarik tangannya. Beliau juga tidak mengalihkan wajahnya dari wajah orang tersebut hingga orang tersebut yang mengalihkan wajahnya…” (HR. Tirmidzi).