Akhlak yang Tercermin dari Ibadah Kurban
DAARUTTAUHIID.ORG | Ibadah kurban adalah ibadah yang terdapat tersimpan akhlak-akhlak mulia. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan akhlak yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim ‘alaihi wassalam dan Ismail ‘alaihi wassalam yang menjadi awal disyariatkannya ibadah kurban.
Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam: “Wahai Rasulullah, apakah maksud dari hewan-hewan kurban seperti ini?” Beliau bersabda: “Ini merupakan sunah (ajaran) bapak kalian, Ibrahim.” (HR Ibnu Majah).
Ketika diperintahkan untuk melaksanakan ibadah kurban, sesungguhnya Allah Ta’ala sedang mendidik seorang hamba untuk memiliki akhlak-akhlak mulia yang tersimpan di dalamnya. Akhlak mulia itu tecermin setelah seseorang berkurban.
Salah satu akhlak yang tercermin adalah keikhlasan. Ikhlas artinya murni dan jernih tidak tercampur dengan hal yang lain. Tindakan seseorang termasuk suci jika dikerjakan dengan ikhlas karena Allah semata.
Pertama, rasa syukur
Dalam sejarah telah dikisahkan bagaimana Nabi Ibrahim mengikhlaskan anak semata wayang Ismail, untuk disembelih atas perintah Allah yang kemudian menjadi asal mula hukum berkurban. Begitu juga dengan Nabi Ismail yang mengikhlaskan dirinya untuk disembelih oleh tangan ayahnya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman berfirman: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu.” (QS al-Hajj: 37).
Kedua, rasa syukur
Syukur yaitu memanfaatkan nikmat-nikmat yang telah Allah Ta’ala anugerahkan kepada kita kepada sesuatu yang diridhai oleh Allah. Memiliki harta yang cukup pada Hari Raya Idul Adha salah satu bentuk syukurnya adalah dengan menyembelih hewan kurban.
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (QS al-Kautsar: 1-3).
Ketiga, kasih sayang
Melalui ibadah kurban akan terhubung rasa kasih sayang dan kepedulian antara fakir miskin dan golongan orang yang mampu. Kurban menjadi salah satu cara agar setiap umat dapat merasakan kenikmatan rezeki yang senantiasa diberikan Allah kepada setiap hambanya. Karena itu, orang yang berkurban memiliki akhlak kasih sayang.
Jika akhlak-akhlak tersebut tertanam dalam diri seorang setelah berkurban, maka seorang telah meraih keutamaan-keutamaan dari ibadah kurban.