Aa Gym: Selalu Bersyukur dalam Situasi Apapun
DAARUTTAUHIID.ORG | Jangan ada komplain terhadap takdir Alloh. “Apabila engkau ridho terhadap takdir Alloh, Alloh ridho terhadapmu.” Meski dalam situasi berat seperti ini, jangan pernah lupa bersyukur. Karena nikmat yang Alloh berikan, dengan ujian yang Alloh berikan, tidak sebanding.
Jauh lebih banyak nikmat daripada ujiannya. Sedangkan ujian itu hanya sedikit, dan datangnya sekali-sekali saja. Dan ujian itu sesungguhnya bagian dari nikmat dan banyak hikmah disana.
Wa’asa an takrahuu syai-an wahuwa khairun lakum wa’asa an tuhibbuu syai-an wahuwa syarrun lakum wAllohu ya’lamu wa-antum laa ta’lamuun..
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui..”
Oleh karena itu, seperti kondisi saat ini selain kita berempati kepada kesulitan, duka, kepahitan orang lain, kita harus bersyukur banyak hal dalam hidup ini.
Coba rasakan hadirin sekalian, dimulai dari bangun tidur langsung mengucapkan rasa syukur, “Ya Alloh, engkau yang masih memberikan aku hidup, engkau berikan kesempatan beramal, engkau berikan kesempatan untuk bertobat.”
Mendengar suara ngaji, ayam berkokok, anak menangis maka bersyukur kepada Alloh memberikan pendengaran yang normal. Berapa banyak orang telinganya berdengung, sedikit mendengar, menggunakan alat bantu dengar, dan bahkan tidak bisa mendengar, tapi kita diberi Alloh pendengaran yang baik.
Dan sering kita lupakan adalah nikmat bernafas. Berapa banyak saturasinya 90 luar biasa beratnya, apalagi 85 lebih berat lagi lagi,kita tidak sadar saturasinya yang 99 kadang 100 tanpa syukur. Beli tabung yang kecil hanya bisa bertahan 4 jam, kalau 2 tabung 8 jam, dan sangatlah sulit mencarinya.
Orang ahli syukur disukai Alloh. Kalau sudah disukai Alloh, Alloh akan bimbing pekerjaan kita. Jangan buang-buang kesempatan bersyukur. Dengan mengucapkan “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.”
Ibnu Taimiyyah berkata, “Salah satu cara Alloh mendorong kita untuk bertauhid kepadaNya adalah dengan memberikan kesusahan dan kesempitan.” Sehingga kesempitan bisa menggagalkan maksiat. Karena kelapangan bisa jadi menjadi lapang bermaksiat.
Kalau ada orang menderita, kita bersyukur kita tidak menderita. Tapi jangan menertawakan orang yang menderita, karena kita akan dibalas oleh Alloh dengan hal yang sama. Maka berempatilah. (KH. Abdullah Gymnastiar)