Tumbuhkan Kesadaran Literasi, Warga Belajar PKBM DT Menulis Buku
DAARUTTAUHIID.ORG | BANDUNG – Di tengah kekhawatiran akan degradasi literasi di masyarakat, sebuah inisiatif muncul dari santri Rumah Tahfidz Ar-Ridha Bekasi yang merupakan warga belajar Pendidikan Kesetaraan di PKBM DT.
Mereka mengejutkan banyak orang dengan keberanian menulis buku sebagai bagian dari upaya memerangi penurunan minat baca dan menumbuhkan kesadaran berliterasi.
Para warga belajar di PKBM DT, yang mayoritas adalah santri penghapal Al-Quran yang dengan kondisi khusus tidak bisa menempuh pendidikan formal, telah menyadari pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Mereka percaya bahwa dengan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, mereka dapat mengubah masa depan mereka dan masyarakat sekitar.
Dalam proyek penulisan buku ini, para asatidz dan pengasuh pondok pesantre membimbing para warga belajar. Mereka bersama asatiz dan pengasuh pesantren mengekplorasi berbagai topik, mulai dari kisah atau biografi tokoh muslim, fiqih ringkas, hingga karya umum yang menginspirasi.
Proses penulisan buku menjadi pengalaman yang membangkitkan semangat kolaborasi dan kreatifitas di antara mereka. Dalam proyek penulisanya warga belajar memanfaatkan fasilitas Canva for Education dengan akun belajar dari KEMENDIKBUDRISTEK RI.
Azizah, salah seorang warga binaan yang terlibat dalam proyek tersebut mengungkapkan, proyek menulis melatih dirinya untuk berpikir, menambah wawasan, dan semangat untuk menebar manfaat.
“Awalnya susah, tapi saat dijalani jadi ketagihan untuk nulis bukunya, selain menambah wawasan dan melatih keterampilan berpikir juga menambah ghiroh untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya,” kata Azizah, Ahad (7/3/2024).
Kepala bagian PAUD dan Pendidikan Kesetaraan PKBM DT Ahmad Syaikhoni menjelaskan, fungsi literasi setidaknya ada 3 yaitu untuk mencerahkan (enlighment), memperkaya wawasan (enrichment), dan memberdayakan (enpowerment). Menurutnya, para warga belajar mendapat pengalaman besar. Dimulai dengan menulis buku saku, ke depannya mereka bisa melahirkan karya-karya lainnya.
“Fungsi literasi setidaknya ada 3 yaitu untuk mencerahkan (enlighment), memperkaya wawasan (enrichment) dan memberdayakan (enpowerment), dalam hal ini warga belajar tentunya akan mendapat experience yang sangat besar, dimulai daengan langkah awal menulis buku saku semoga kedepannya bisa melahirkan karya-karya lainnya, baik berupa jurnal atau buku,” tutur Ahmad. (A. Syaikhoni)