Jangan Keliru, Berikut Perbedaan Shalat Syuruq dan Dhuha
DAARUTTAUHIID.ORG — Ada dua amalan sunnah yang kerap kali dilakukan oleh Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu shalat syuruq dan dhuha. Namun, sebagian besar orang-orang masih sulit untuk membedakan antara sholat syuruq dan sholat dhuha.
Agar tidak keliru, kita perlu mengetahui tentang perbedaan sholat syuruq dan dhuha, seperti waktu pelaksanannya maupun doa yang dibaca saat melakukan dua sholat sunnah tersebut.
Secara status hukum shalat syuruq dan sholat dhuha memiliki kedudukan yang sama, yaitu hukumnya sunnah.
Artinya dua amalan tersebut merupakan anjuran Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan tentunya bagi orang yang mengamalkannya akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah.
Shalat syuruq dan dhuha memiliki waktu yang berbeda. Sholat dhuha boleh dikerjakan setiap saat setelah matahari terbit hingga sebelum masuk waktu dzuhur.
Sedangkan waktu sholat syuruq dimulai saat matahari terbit dengan ketinggian satu tombak sampai akhir waktu yang diharamkan sholat.
Untuk jumlah rakaat berdasarkan Mazhab Imam Abu Hanifah, sholat dhuha dikerjakan paling sedikit dua rakaat dan paling banyak 12 rakaat.
Sedang sholat syuruq dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Dalam keutamaan mengamalkannya, tidak ada perbedaan antara sholat syuruq dan sholat dhuha.
Hal ini karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan Abu Darda:
“Kekasihku (Rasulullah) mewasiatkan kepaku tiga hal: berpuasa tiga hari setiap bulan, sholat witir sebelum tidur, dan melakukan sholat dhuha saat bepergian dan di rumah.”
Diriwayatkan juga dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bahwa sholat syuruq dikerjakan sebanyak dua rakaat, dan siapa yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala haji dan umrah.
“Barangsiapa yang menunaikan ibadah sholat subuh berjama’ah di masjid, kemudian ia duduk berzikir mengingat Allah hingga matahari terbit, kemudian ia mengerjakan sholat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.” (HR. Tirmidzi no. 586).
Waktu shalat dhuha yang tepat adalah ketika matahari terbit dan panasnya menyengat. Pendapat Imam Ath Thahawi menyampaikan bahwa:
“Dan waktu yang dipilih adalah ketika seperempat siang telah berlalu.”
Tidak ada perselisihan di antara para fuqaha bahwa lebih baik melakukan sholat Dhuha ketika matahari sedang tinggi dan sangat panas. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam:
“Sholat Awwabin (sholat dhuha) waktunya adalah ketika unta merasakan panas.”
Wallahu a’lam bishowab. (Arga)
Redaktur: Wahid Ikhwan