Bersama Baznas, Muhammadiyah Gelar Program GEI Bagi Difabel
DAARUTTAUHIID.ORG | BANDUNG – Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah gelar program Gerakan Ekonomi Inklusi (GEI) bagi penyandang difabel.
Gerakan ini berkolaborasi dengan Baznas, Lazismu dan Alfamart serta didukung oleh Institute Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan, yang berperan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan bagi penerima manfaat.
Tampak hadir dalam acara tersebut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, Ketua MPKS PP Muhammadiyah, Mariman Darto, Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Kementerian Sosial RI, Nur Syamsu serta perwakilan PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart).
Ketua MPKS PP Muhammadiyah, Mariman Darto mengatakan, Gerakan Ekonomi Inklusif bagi penyandang disabilitas merupakan tindak lanjut hasil keputusan Muktamar ke-48 di Surakarta.
“Muhammadiyah meletakkan gerakan inklusi ekonomi sebagai salah satu isi kebangsaan. Muhammadiyah turut serta mendukung pemerintah untuk menjamin hak-hak dasar disabilitas, khususnya pemerataan kesempatan berusaha dengan melakukan inisiasi gerakan ekonomi inklusif,” tuturnya.
Ia menambahkan program GEI pada tahun 2023 ini meliputi penguatan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, pemberian modal usaha serta pendampingan sesuai dengan rintisan masing-masing penerima manfaat.
Sebanyak 50 orang penerima manfaat pada gelombang ini. Mereka berasal dari Jakarta, Depok, Tangerang dan Surabaya. Sebagian besar bergerak dalam bidang usaha retail atau warung, pijat dan tata rias
Wakil ketua Baznas RI, Mokhamad Mahdum menjelaskan, gerakan ini merupakan wujud perhatian Baznas bagi para penyandang disabilitas dengan memberi dukungan dan kesempatan ekonomi, sosial dan kewirausahaan.
Melalui inisiatif ini, Mahdum berharap kolaborasi Baznas dan stakeholder dapat membantu mendayagunakan dan mendorong inklusi penyandang disabilitas, menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua orang.
“Program pemberdayaan ekonomi ini tidak hanya memberikan modal usaha tapi juga pendampingan dan penguatan keterampilan. Sehingga diharapkan penerima manfaat bisa mandiri dan keluar dari kemiskinan lalu menjadi muzaki,” ujar Mahdum. (Noviana)
Redaktur: Wahid Ikhwan
(Sumber: baznaz.go.id)