Muslim dan Kristen Kanada Bersatu Tolak Kurikulum LGBTQ+
DAARUTTAUHIID.ORG | KANADA – Muslim dan Kristen di Kanada tegas mengutarakan bahwa agama mereka melarang LGBTQ+.
Aksi ini dilakukan oleh beberapa orang dan mampu menyatukan orang ikatan Muslim dan Kristen setempat, yang peduli dengan pendidikan sekolah anak-anak mereka di Kanada.
“Ketika saya datang kesini 22 tahun lalu, mayoritas adalah Kristen dan saya adalah seorang Muslim,” ujar Aziz Wadya, imigran Mesir dan salah satu muslim yang mengkritik ekspansi ideologis LGBTQ+, dilansir di About Islam pada (3/8/2023).
Aziz mengatakan, bahwa kala itu komunitas setempat tidak pernah memaksanya dengan mengajarkan ke-kristenan kepada anaknya. Melainkan, komunitas tersebut menghormati identitasnya, meskipun mereka adalah mayoritas.
“Sekarang, kurang dari satu persen populasi malah memaksakan agenda mereka pada setiap orang dari kita,” lanjutnya.
Protes tersebut merupakan salah satu dari beberapa aksi lainnya yang diorganisir oleh sebuah kelompok bernama YYC Muslim.
Peristiwa ini telah mendapat perhatian media di pusat Calgary, sebuah kota di provinsi Kanada Alberta.
Bergabung dari protes yang diadakan tersebut, salah satu orang tua beragama Kristen bernama Joe Schellenberg deskripsikan penampakan persatuan kelompoknya dengan Muslim sebagai hal yang sangat manis.
“Saya sangat senang kita bisa bersatu dalam hal ini. Seorang Muslim wanita mendatangi saya sebelumnya dan baru saja memberkati saya, ia meletakkan tangannya di atas saya sebagai seorang Kristen dan saya merasa itu adalah momen yang sangat manis,” tuturnya.
Orang tua Muslim di Maryland beberapa waktu lalu mengkritik Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Hal ini dikarenakan menyalahkan sayap kanan Amerika atas penentangan Muslim terhadap ideologi gender dan pendidikan LGBTQ+ di sekolah.
Pada bulan lalu, telah banyak laporan tentang orang tua Muslim yang menahan anak-anak mereka di rumah, sebagai bentuk protes atas pengakuan atau perayaan acara Pride LGBTQ+ di sekolah.
Hal yang sama berlangsung di Ottawa, Edmonton, London, Ottario. (Noviana)
Redaktur: Wahid Ikhwan
(sumber: republika.com)