Aa Gym: Alloh Selalu Adil Terhadap Hamba-Nya
Redaktur: Wahid Ikhwan
DAARUTTAUHIID.ORG — Alloh Ta’ala punya sifat Al-Adl, Maha Adil. Segala-galanya telah ditempatkan Alloh pada tempatnya sesuai takarannya. Tidak ada satupun yang luput dari pengukuran Alloh. Kalaupun seseorang ditimpa suatu masalah, pasti kadar musibah itu sudah diukur Alloh agar sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya.
Alloh tidak akan pernah mendzolimi ciptaan-Nya sendiri. Makanya kita harus haqqul yakin bahwa semua takdir, ketentuan yang diberikan Alloh kepada kita adalah bentuk keadilan-Nya.
Kalau Alloh Maha adil, kenapa ada manusia yang lahir tuna netra? Cacat itu hanya menurut istilah kita saja yang tidak mengerti keadilan Alloh. Menurut perhitungan Alloh, mereka sudah sangat sempurna, tidak dirugikan sedikitpun.
Jangan sampai kita berburuk sangka dengan sesuatu yang tidak cocok dengan keinginan. Alloh yang menciptakan kita. Alloh sangat tahu siapa diri kita, melebihi siapapun termasuk diri kita sendiri. Alloh tahu masalah yang diberikan-Nya kepada hamba ini sudah sesuai kadar intelektualitas, keimanan, finansial, daya tahan tubuh, dan keterbatasan yang dimilikinya. Sama seperti anak SD kalau lagi ujian. Tidak mungkin diberi soal ujian SMA oleh gurunya, sebab keilmuannya belum sampai sana.
Didalam kepahitan ada keadilan Alloh, dan pasti mengandung banyak kebaikan. Kenapa ada yang patah hati terus loncat ke sumur? Karena ia kurang yakin dengan ke-Maha adilan Alloh. Orang putus cinta ya tandanya dia memang bukan jodoh yang ditetapkan Alloh.
Husnuzah saja dengan episode apapun yang Alloh takdirkan kepada kita. Mau yang sesuai keinginan atau yang sakit dan tidak enak, ingat bahwa selain Alloh Maha Adil, Alloh pasti menyayangi kita.
Apa buktinya Alloh sangat sayang ke kita? Buktinya kita tetap diurus-Nya walaupun kita berbuat maksiat. Alloh tutupi aib kita dan beri kesempatan untuk belajar supaya bisa tobat. Padahal kalau Alloh mau cukup buat kita disambar petir saja sebagai hukuman karena melampaui batas. Kita aja kurang sayang ke diri sendiri. Buktinya kita masih berbuat dosa yang mengantarkan kepada petaka dan kesengsaraan. Wallahu a’lam bishowab
(KH. Abdullah Gymnastiar)
________________________________________________________________