Aa Gym: Barengi Ilmu Dengan Amal
Redaktur: Wahid Ikhwan
[DAARUTTAUHIID.ORG] – Kenapa ada orang yang sudah belajar agama, sudah nyantri ke pesantren, sudah punya gelar islami dari kampus Islam, tapi perilakunya kurang cocok dengan ilmu dan yang disampaikannya? Kenapa ada yang menghafal Al-Qur’an tapi akhlaknya tidak seindah hafalannya? Kenapa rajin ke majelis Ta’lim tapi kelakuannya tidak kunjung membaik?
Sahabatku, pertanyaan-pertanyaan tadi penting untuk ditafakuri. Selalu ada orang-orang yang tidak berhasil mengubah diri meskipun berusaha keras. Padahal Alloh Ta’ala sudah memperingatkan dalam Al-Qur’an disurah Al-Baqarah:
“Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-Baqarah: 44)
Selain faham agama, penting sekali bagi kita untuk riyadoh atau melatih diri mengamalkan ilmu agama. Titik lemah dari yang belajar agama ada pada seberapa gigih ia belajar kemudian berlatih mengamalkan apa-apa yang dipelajari.
Jangan sampai kita terjebak dalam ilusi ilmu. Kita merasa sudah sholeh, sudah mulia dengan ilmu. Padahal kenyataannya belum kita amalkan ilmunya, baru sebatas tahu. Jadi perilakunya suka tidak sesuai dengan keilmuannya. Kita giat mengingatkan orang kalau kebersihan sebagian dari iman, tapi diri kita sendiri masih kotor, susah jaga kebersihan.
Tahu dan hafal beda kaplingnya dengan bisa. Tahu kuda dengan bisa berkuda itu beda. Kita tahu tentang kuda lewat mendengar ilmunya, tapi kita bisa berkuda itu harus dengan riyadoh, berlatih berkuda langsung.
Mahir berkuda itu perlu waktu, sama dengan kalau kita ingin mahir ikhlas. Kaplingnya tidak sekedar tahu, tapi harus disertai riyadoh, harus latihan ikhlas setiap saat.
Hati-hati, jangan sampai kita berdalil padahal dalil itulah yang kita langgar. Tidak boleh kita tahu kuda seolah-olah kita bisa berkuda.
Orang kalau banyak ilmu agama suka berdebat, tapi dia lupa bahwa pentingnya ilmu itu jadi amal, bukannya jadi bahan omongan. Makanya gelar itu tidak identik dengan akhlakul karimah. Tahu ilmu agama dan berlatih ilmu agama ada kaplingnya masing-masing. Belajar agama harus satu paket dengan mujahadah, sekuat tenaga berusaha mengamalkan. Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)
________________________________________________________