Aa Gym: Begini Sikap Kita Terhadap Ilmu Yang Dimiliki

Redaktur: Wahid Ikhwan

DAARUTTAUHIID.ORG Saudaraku, tiada yang kita miliki di dunia ini kecuali semuanya adalah karunia dari Alloh Ta’ala. Ilmu yang kita miliki hanyalah setitik kecil dari samudera ilmu milik Alloh yang tiada terbatas.

Alloh Ta’ala berfirman dalam Al Quran, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqman [31]: 27)

Para ahli tafsir menerangkan bahwa dalam ayat tersebut, Alloh memberikan perumpamaan yang sangat indah mengenai keluasan ilmu-Nya.

Hasan al-Bashri menerangkan bahwa andaikata seluruh pepohonan yang ada di bumi ini dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta untuk menuliskan ilmu-ilmu Alloh, maka pepohonan habis dan air di lautan akan kering, sementara ilmu-ilmu Alloh hanya sedikit yang sempat dituliskan, dan masih lebih banyak ilmu Alloh yang belum dituliskan. MasyaAlloh!

Semakin kita mendalami dan memahami satu cabang ilmu, maka sesungguhnya kita semakin tidak memahami berbagai cabang ilmu lainnya yang sangat banyak. Maka, sangat tidak patut kita sombong, merasa hebat dengan satu cabang ilmu yang kita pahami.

Boleh jadi kita mendalami ilmu tentang anatomi tubuh, tetapi kita tidak memahami ilmu bagaimana membuat pakaian yang sedang kita kenakan, dan lain sebagainya.

Orang yang beruntung adalah orang yang bersyukur atas ilmu yang dimilikinya. Yang dengan ilmunya itu, ia gunakan agar lebih banyak orang yang mendapatkan manfaatnya.

Tak berpikir apakah orang lain akan memuji, menyanjung, menghormati karena gelar yang ia miliki, yang ia pikirkan adalah bagaimana agar ilmunya manfaat dan menjadi amal saleh di hadapan Alloh Ta’ala.

Semakin seseorang yang berilmu itu merunduk, mendekat kepada Allah dan memanfaatkan ilmunya di jalan Alloh, maka semakin tinggi derajatnya di hadapan-Nya. Aloh juga yang akan menggerakkan hati manusia agar mencintai hamba-Nya yang berilmu dan tawadhu.

Alloh Ta’ala berfirman, “..Niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujadilah [58]: 11)

Tidak penting orang memuji atau tidak karena gelar kita. Tidak penting orang menyanjung atau tidak karena ilmu kita. Yang terpenting adalah kita bersyukur dan mengamalkan ilmu di jalan Alloh Ta’ala.

Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuall tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah. ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang sholeh.” (HR. Muslim)

Gelar adalah ujian bagi kita. Semoga kita bisa melalui ujian episode ini dengan baik sesuai dengan apa yang Alloh ridhai. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

____________________________________________________________

DAARUTTAUHIID.ORG