Menuai Hikmah Dibalik Musibah

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Musibah merupakan suatu fenomena yang sering kita dengar, bahkan telah akrab di telinga kita dalam beberapa waktu terakhir ini, khususnya di bumi pertiwi. Musibah tersebut berupa gempa bumi, banjir, dan erupsi. Banyak pihak yang mengklaim bahwa musibah ini terjadi karena adanya ini dan itu. Namun, bagaimanakah Islam memandang musibah, apa penyebab, serta apa hikmahnya?

Sebab datangnya musibah

Hendaklah diketahui oleh setiap orang yang beriman bahwa musibah yang datang merupakan bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepadanya. Ujian tersebut dapat meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah. Bahkan bila ia bersabar, hal itu dapat menggugurkan dosa-dosanya. Ujian yang berat akan dibalas dengan pahala yang besar pula.

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya ujian. Dan jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang rida, maka ia yang akan meraih rida Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Tirmidzi)

Dalam hadis yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

“Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allah membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa.” (HR. At-Tirmidzi)

Musibah-musibah yang terjadi adalah akibat dosa-dosa yang diperbuat anak Adam. Dengan adanya musibah ini, semoga kita semakin ingat kepada Allah dan kembali bertobat kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar, tobat).” (QS. Ar Rum: 41)

Semua orang pasti diuji

Ujian itu tak pandang bulu, entah ia kaya atau miskin, tua atau muda, semua pasti sedang atau akan mendapatkan ujiannya masing-masing. Bentuk ujian pun bermacam-macam, dapat berupa kesulitan atau kelapangan. Setiap hamba akan kembali kepada Allah Ta’ala untuk dimintai pertanggungjawaban terhadap perbuatannya, apakah dia bisa bersabar dengan ujian yang diberikan atau dia malah kufur kepada Allah.

Ujian tak hanya berupa musibah, ada yang diuji dengan himpitan finansial, kekerasan dalam rumah tangga, dan berbagai macam ujian. Jadi, kita sebagaimana manusia yang lain, juga ditimpa musibah atau ujian yang beraneka ragam. Bisa jadi ujian yang dialami orang lain lebih berat dan lebih besar.

Terkadang musibah yang melanda bisa mendatangkan banyak kebaikan. Selain dapat meninggikan derajat dan menghapus dosa, ujian yang hadir menyadarkan kita akan lemahnya diri ini dan butuhnya kita terhadap Allah Ta’ala. Ada juga yang tersadarkan bahwa kebanggaan (ujub) terhadap harta dunia yang ia miliki tiba-tiba sirna dalam sekejap mata. (Sumber: Muslim.or.id)