Yuk Membulatkan Tekad dan Istiqomah Dalam Berwakaf

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Jumhur ulama sependapat bahwa wakaf adalah bagian dari sedekah yang hukumnya disunnahkan di dalam syariat Islam. Sebagian orang masih berat untuk berwakaf meskipun ia secara finansial punya kemampuan melakukannya. Disisi lain ada orang hidupnya tidak bergelimang harta tapi memiliki kaingin kuat untuk berwakaf.

Berwakaf bukan hanya tentang memiliki harta yang banyak atau tidak, tetapi bagaimana kita melihat konsep harta dan hidup pasca di dunia. Sebesar apa kita mampu memaknai harta yang kita pegang, tetapi tidak bisa miliki dan harta seperti apa yang bisa menyelamatkan kita kelak di kehidupan akhirat. Berwakaf tidak seperti yang dibayangkan harus mewakafkan tanah yang luas dan rumah yang besar, tetapi bisa dengan hal-hal yang kecil.

Untuk membiasakan diri agar mudah dalam berwakaf maka perlu memulai dengan cara berikut:

Pertama, merubah mainset tentang harta yang dimiliki

Jika kita merasa memiliki sesuatu, bisa harta kekayaan, pangkat jabatan, pasangan, anak-anak, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya dari urusan dunia ini, maka yakinilah bahwa semua itu hanya titipan dan suatu saat akan diambil oleh pemiliknya. Maka sepatutnya apa kita miliki digunakan lagi untuk kebaikan dijalan Allah.

Kedua, memiliki tekad untuk berwakaf

Salah satu yang menghambat kita dalam beramal adalah karena keraguan yang ada dalam diri kita untuk berwafaf muncul karena kita malu dengan jumlahnya dan masih merasa takut kehilangan. Hal ini harus kita ditepis. Pahamilah bahwa walaupun kecil, tapi berasal dari rezeki halal kita serta niat ikhlas untuk konsisten melakukannya, pasti akan membawa keberkahan dan pahala yang besar bagi kita dan apa yang kita keluarkan insyaAllah akan diganti oleh Allah.

Ketiga, memulai dengan hal-hal yang kecil

seperti bersedekah membantu orang lain yang sedang merasa kesulitan, memberikan makan tetangga atau fakir miskin. Coba membuat komitmen untuk istiqamah bersedekah setiap hari. Tidak penting besar dan kecilnya, yang penting adalah istiqomahnya. Bisa dimulai dengan nilai 1.000 – 2.000 rupiah per hari.

Cara lain bisa juga dengan menyisihkan uang lima ribu perak itu pada lembaga amal melalui kotak-kotak amal yang sering kita temui di minimarket, toko-toko, maupun rumah makan. Insya Allah mereka lembaga amal resmi seperti lembaga wakaf Daarut Tauhiid dan lembaga lainnya yang akan menyalurkan dan mengelolanya dengan amanah.

Keempat, Meneladani Jejak Nabi dan Para Sahabat

Agar bisa mendapatkan makna dari bersedekah atau wakaf, kita bisa mepelajari bagaimana Nabi dan para sahabat di masa lalu dalam menginfakkan hartanya di jalan Allah. Bagaimana Umar Bin Khattab, Abu Bakar, Utsman, tidak ragu menggelontorkan hartanya untuk Islam. Temukan kebermaknaannya dari mereka dan niatkanlah bahwa kita pun ingin meneladani kehidupannya.

Ternyata begitu banyak ladang amal di mana-mana, saatnya kita memanfaatkan selagi kesempatan hidup masih ada dan masih karunia rezeki oleh Allah Ta’ala, sebagai bentuk menanam bekal di kampung akhirat.

Ketahuilah bahwa amalan yang kecil namun terus menerus lebih bermakna daripada amalan besar namun hanya sesekali. Semoga rezeki kita semakin berkah dengan berwakaf. Jangan ragu untuk mengeluarkan sebagian harta kita untuk memberi manfaat pada sesama, karena kelak Allah menggantinya dengan keberkahan berkali lipat.

Niatkan dan lakukan secara konsisten bahwa itu memang untuk bersedekah atau berwakaf, ada baiknya jangan tunda untuk berwakaf agar amalan bisa langsung kita laksanakan. Marilah kita gemar berwakaf, dan yang paling penting selalu melakukannya setiap hari secara istiqomah. Mudah-mudahan Allah menjadikan amalan sedekah itu sebagai penyelamat kita baik di dunia maupun di akhirat. Allahu a’lam bishowab.. (Shabirin)
____________________
daaruttauhiid.org