4 Aspek Ini Terkadung Bagi yang Berkurban

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Hari Raya Idul Adha idetik dengan kegiatan berqurban. Qurban merupakan bentuk ketaatan dan kesyukuran umat Muslim kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat yang diberikan. Setidaknya ibadah Qurban membangun empat aspek dalam diri seorang muslim, diantaranya adalah tauhid, spiritual, sosial, dan moral.

Pertama, Aspek Tauhid

Ibadah qurban memiliki nilai ketauhidan yang sangat kental. Ritual qurban merupakan momen untuk mengenang kembali perjuangan yang dilakukan Nabi Ibrahim. Beliau rela mengorbankan anak yang dicintainya yaitu Ismail untuk disembelih sesuai perintah Allah Ta’ala. Peristiwa ini mengajarkan kepada manusia sikap bertauhid yang sesungguhnya.

Nabi Ibrahim juga mampu membebaskan dirinya dari penghambaan kepada materi (dalam hal ini anaknya) menuju penghambaan kepada Allah semata. Melalui ibadah ini, ia memperlihatkan keimanan, ketundukan, dan ketaatannya kepada Allah.

Kedua, Aspek Spiritual

Ibadah qurban merupakan bentuk aktualisasi keimanan sesorang dan keikhlasan melakukan ibadah karena ingin mendapat dan ridha Allah Ta’ala.

Ketiga, Aspek Sosial

Dalam ibadah qurban, terdapat nilai-nilai sosial yang dimanifestasikan melalui pendistribusian daging qurban kepada orang lain, terutama mereka yang lemah secara ekonomi. Membangun tentang rasa dan makna kepedulian antar sesama muslim. Terutama orang-orang miskin yang jarang sekali memakan daging dalam sehari-harinya.

Keempat, Aspek Moral

Ibadah qurban juga mengandung pesan-pesan moral yang ditujukan dengan simbol-simbol yang ada dalam ritual ibadah qurban. Ibadah qurban menyiratkan bahwa sifat-sifat dan karakter kebinatangan yang tidak mempunyai aturan, menghalalkan segala cara demi memuaskan nafsu harus dihapuskan dalam diri manusia.

Penggantian Ismail dengan kambing kibas oleh Allah memberikan pelajaran bahwa nyawa manusia harus dihargai. Allah menyatakan bahwa barangsiapa yang menghilangkan nyawa seorang manusia, seolah-olah telah menghilangkan nyawa manusia seluruhnya.

Ibadah qurban mengandung makna pembebasan manusia dari kesewenang-wenangan manusia atas manusia lainnya. Ketika Allah menggantikan Ismail dengan seekor binatang, tersirat pesan yang menyatakan agar manusia tidak lagi menginjak-injak harkat dan derajat manusia dan kemanusiaan. Allahu a’alam bishowab.. (Shabirin)

___________________

daaruttauhiid.org