Kisah Kaum Sodom Yang Dilaknat
Ketika Nabi Luth hijrah ke Yordania disanalah awal kisah kenabian Luth berawal. Nabi Nuh diutus oleh Allah Ta’ala untuk membimbing masyarakat Sodom ke jalan yang benar. Orang-orang di Sodom berhati keras dan memiliki penyimpangan perilaku. Dimana penduduknya dikala itu moral yang begitu rendah, rusak mentalnya, dan tidak berpijak pada agama.
Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup. Maksiat yang paling sering dilakukan dan menjadi ciri khas gaya hidup kaum Sodom adalah perbuatan homoseksual. Dalam surat Al-‘Ankabut Ayat 28 yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, “Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu.”
Selama berdakwah Nabi Luth terus menyerukan kepada masyarakat agar meninggalkan adat kebiasaan yang bertentang dengan fitrah yaitu melakukan perbuatan homoseksual. Sampai pada akhirnya, Allah mengirimkan dua malaikat yang menyamar sebagai manusia yang berwajah tampan, untuk bertamu ke rumah Nabi Luth. Sebelum itu, kedua malaikat itu sempat menemui Nabi Ibrahim untuk memberitahu bahwa mereka diutus Allah untuk menjatuhkan azab pada masyarakat Sodom.
Mendengar hal ini, Nabil Luth kemudian cemas. Ia takut tamu-tamunya yang berparas tampan ini akan diganggu oleh masyarakat Sodom yang suka terhadap sesama jenis. Nabi Luth kemudian menjemput tamunya itu pada malam hari dan meminta istri dan putri-putrinya untuk merahasiakan hal ini. Sayang, istri Nabi Luth justru membocorkan hal ini, sehingga rumah Nabi Luth yang ditutup rapat didatangi gerombolan masyarakat Sodom untuk memuaskan nafsu seksualnya.
Saking banyaknya orang yang memaksa untuk masuk, Nabi Luth akhirnya tak kuasa menahan diri dan memberitahukan soal sikap kaumnya yang menyimpang kepada tamunya tersebut. Pada QS. Asy-Syu’ara’ Ayat 168 disebutkan yang artinya: “Dia (Luth) berkata, “Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.”
Dua tamu tersebut pun kemudian membuka identitasnya dan mengakui bahwa mereka adalah malaikat utusan Allah. Mereka pun meminta Nabil Luth untuk membuka pintu rumahnya lebar-lebar. Seketika itu, rumah Nabi Luth menjadi gelap gulita. Masyarakat Sodom yang berdesakan masuk pun tidak bisa melihat apa-apa. Mereka buta.
Untuk itu, mereka meminta Nabi Luth beserta istri dan kedua putrinya untuk segera pergi meninggalkan perkampungan Sodom. Satu lagi pesan dari malaikat itu adalah, Nabi Luth beserta keluarganya tidak boleh menoleh ke belakang saat pergi meninggalkan Sodom.
Nabi Luth bersama keluarga keluar dari rumah lewat tengah malam, mereka berjalan cepat untuk meninggalkan Sodom tanpa menoleh ke belakang sesuai dengan pesan dari para malaikat. Sayang, isteri Nabi Luth yang berjalan tidak secepat suaminya, tidak mengikuti anjuran malaikat. Ia justru menoleh ke belakang lantaran ingin mengetahui apa yang akan menimpa kaumnya.
Sesaat setelah langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sodom, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sodom, tidak terkecuali istri Nabi Luth. Gempa dahsyat disertai hujan batu itu kemudian membinasakan masyarakat Sadum, beserta istri Nabi Luth yang munafik. Seperti pada Qs Asy-Syu’ara’ ayat 170 – 171: “Lalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.”
Demikian kisah masyarakat Sodom yang akhirnya mendapat azab Allah yang menentang ajaran agama. Allahu ‘alam bishowab (Shabirin)