Jangan Diperbudak Keinginan

Ada berapa kiat sederhana, yang mungkin sebenarnya sering kita dengar, Apa saja sih yang membuat hidup bahagia di dunia?

Pertama, jika kita ingin hidup bahagia maka jangan ada yang lengket dihati. Kita bisa punya dunia, pendamping hidup, punya anak, punya harta, pangkat, punya kedudukan, dan barang apa saja yang sah menurut agama yang dimiliki oleh manusia.  Tapi memiliki tidak harus lengket, kenapa? Karena yang paling berhak melekat atau lengket dihati adalah pemilik dunia beserta isinya yaitu Allah SWT.

Jadi saudara – saudara sekalian, jika ingin bahagia coba periksa siapa yang dominan didalam hati dan pikiran kita, yang paling dominan yang kita sebut – sebut, kalua itu ternyata selain Allah SWT maka kita pasti bermasalah, kita tidak bahagia pasti gelisah. Tidak mungkin juga kita tidak ingat karena faktanya kita berada didunia, tetapi setiap ingat ditutup dengan zikrullah, dengan cara bahwa ingat ini milik Allah.

Kedua, jangan diperbudak oleh keinginan. Punya keinginan boleh tapi diperbudak keinginan jangan. Kalau bisa memilih, maka pilih sesuatu yang disukai oleh Allah SWT, karena menginginkan sesuatu yang tidak disukai Allah akan rugi. Jadi kalau kita menginginkan sesuatu yang disukai Allah maka sudah pasti untung. Kadang- kadang keinginan cocok dengan hawa nafsu kita tapi bisa merusak kebersihan hati kita.

Ketiga, Jadilah orang yang Qanaah. Jadi orang yang hidupnya tidak simpel dan banyak menginginkan sesuatu pasti banyak pikiran, makan waktu, dan makan banyak emosi. Makanya mari kita bawa diri kita menjadi pribadi yang qonaah, terima apa adanya, simpel, proporsional, dan sesuai dengan keperluan. Jadi jangan sesuai keinginan tapi sesuai dengan keperluan.

Jadi kata kuncinya mudahkan jangan dipersulit, gembirakan jangan dibuat mencekap hidup ini, jadi jika ingin bahagia maka mudahkan. Kemudian sibuklah memperbaiki diri, jangan sibuk mengurusi orang lain. Bagaimana jika sudah memperbaiki diri tetapi tidak dihargai orang, kita mempebaiki diri bukan untuk dihargai orang tapi karena Allah.