Brutal, Janda 6 Anak Ditembak Mati Tentara Israel

JERUSALEM – Pasukan Israel menembak mati seorang wanita Palestina di Tepi Barat disebabkan kecurigaan dari tentara Israel. Wilayah tersebut memang menjadi salah satu yang dijajah Israel.

Hasil identifikasi bahwa wanita tersebut bernama Ghada Ibrahim Ali Sabateen, penembakan terjadi itu terjadi saat wanita tersebut sedang berjalan di dekat pos pemeriksaan dekat Betlehem, Ahad (10/4).

Dalam sebuah rekaman grafis terlihat wanita tersebut berlari sambil melindungi kepalanya dengan tangannya saat pasukan Israel menembak kearahnya.

Korban merupakan ibu enam anak yang tidak bersenjata, dilansir dari Arab News pada Ahad (10/4/2022). Menurut juru bicara tentara Israel, wanita itu hanya tampak mencurigakan.

Dia mengklaim bahwa setelah menembaknya, tentara Israel memberikan pertolongan pertama dan sebuah mobil pribadi Palestina membawanya ke rumah sakit pemerintah Beit Jala terdekat. Staf rumah sakit mencoba merawat Sabateen, tetapi kakinya terluka parah.

Sabatine kemudian meninggal di rumah sakit karena kehilangan banyak darah, menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan Palestina. Media Israel mencoba memutarbalikkan fakta, menghubungkan pembunuhan ibu dengan fenomena palsu “bunuh diri polisi”.

Media di negara jajahan itu menuduh perempuan Palestina bertindak mencurigakan atau mengancam dengan harapan akan ditembak oleh pasukan Israel.

Padahal, Ghada Sabateen adalah seorang janda yang mengasuh keenam anaknya. Enam anak sekarang menjadi yatim piatu karena pembunuhan itu.

Kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengutuk pengabaian mengerikan tentara Israel terhadap kehidupan manusia. Terutama melalui penggunaan kekuatan mematikan yang sembrono dan melanggar hukum terhadap warga Palestina.

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International telah berulang kali mendesak diakhirinya pembunuhan di luar proses hukum oleh tentara Israel, yang difasilitasi oleh budaya impunitas negara penjajah. (Wahid)

Red: WIN

________________________

daaruttauhiid.org

Sumber: Republika, Indozone