Cara Menjaga Pandangan
Ada seseorang yang berkonsultasi kepada seorang syeikh, kemudian seorang itu bertanya: “Ya syeikh, saya adalah orang yang rajin beribadah kepada Allah, tapi kenapa saya sangat sulit menjaga pandangan dan memalingkan pandangan, setiap kali saya ke pasar banyak sekali wanita yang cantik dimana- mana, bagaimana cara saya agar bisa menjaga padangan syeikh?” lalu syeikh menjelaskan dan mengajarinya, “berangkatlah kamu ke pasar sambil membawa sebuah susu yang tuangkan kedalam gelas penuh, kemudian diminta agar susu itu tidak tumpah dan harus sesuai penuh sesuai dengan diawal.”
Maka berangkatlah orang tersebut dengan ditemani oleh seorang santri sebagai saksi atas permintaan syeikh, maka seorang lelaki itu bejalan dengan hati-hati dan perlahan-lahan, hingga ia berhasil membawa susu tersebut dengan utuh. Lalu syeikh bertanya kepada orang tersebut, berapa perempuan cantik yang kamu lihat tadi pasar? Lalu seorang tersebut menjawab: “wah kurang tahu ya syeikh, saya tidak melihat, karena fokus membawa segelas susu yang sedang saya bawa karena takut tumpah”.
Nah seperti diataslah gambaran seorang yang beriman, fokusnya itu hanya kepada Allah Ta’ala, takut Allah marah dan murka kepadanya. Jadi kalau kita melakukan maksiat karena kita tidak fokus dan tidak takut kepada Allah. Kalau kita fokus pada Allah, InsyaAllah akan tumbuh dalam diri kita sikap rasa takut kepada Allah, karena merasa diawasi dan dilihat oleh Allah.
Dalam sebuah hadits sebutkan bagaimana Rasullulah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan sahabatnya, agar senantiasa untuk menjaga pandangan, Nabi menganggap pandangan liar dan menjurus kepada lain jenis, sebagai suatu perbuatan yang akan mendekatkan seorang pada perbuatan zina. Pada suatu kesempatan Rasulullah shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpesan kepada Ali bin Abi Thalib:
”Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Turmidzi).
“Setiap Muslim yang melihat kecantikan seorang perempuan, kemudian dia menundukkan dan memejamkan matanya, Allah mengganti sebagai suatu ibadah.” (HR. Ahmad dari Abu Umamah).
Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)
Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening berikut:
Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid