Jangan Suka Meminta-minta

Apa hukum meminta oleh-oleh kepada seorang teman yang berpergian dan hukum meminta ditraktir oleh teman yang sudah menjadi tradisi dalam lingkungan? Meminta traktir kepada orang lain sama saja menyusahkan orang, ditraktir dan mentraktir sesuatu yang berbeda. Kalau mentraktir jelas akan mendapatkan pahala, apalagi yang ditraktir adalah orang-orang yang tidak mampu atau duafa. Tapi mentraktir juga belum tentu membuahkan pahala, tergantung niatnya.

Tangan dibawah itu tidak akan pernah membuat seseorang menjadi mulia, tangan diatas yang membuat seseorang akan mulia. Jangan mengharap apa-apa dari orang lain, tidak ditraktir orang lain juga kita masih bisa hidup. Jangan berharap kita akan ditraktir oleh orang lain, karena itu akan menurunkan kemulian dan kehormatan kita, kalau kita dalam kondisi yang tidak punya apa-apa lebih baik diam tidak banyak keinginan.

Termasuk salah satunya jangan mengiba atau memohon cinta, meminta agar orang lain mencintai kita. Sungguh itu sesuatu yang tidak perlu dilakukan, karena Allah yang membolak balikan hati seseorang. Begitu juga seorang istri tidak perlu selalu berharap dicintai suami, tapi bagaimana kita berebut mendapatkan cinta Allah Ta’ala, kalau kita sudah dicintai Allah maka hidup kita akan tenang tidak mengharapkan cinta yang lain. Jangan mengharapkan cinta kepada yang lain, yang membuat kita lupa mencintai Allah. Kita hanya boleh menggantungkan pengharapan dan pertolongannya kepada Allah Ta’ala semata, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasullulah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Siapa yang memberikan jaminan kepada-Ku bahwa dia tidak akan meminta sesuatu kepada orang lain. Maka, Aku juga menjamin untuknya surga.” (HR. Abu Daud dan Hakim)

Semoga kita dijauhkan dari sikap dan perbuatan minta-minta, yang membuat kehormatan menjadi rendah dan tidak terpandang. Yakinlah bahwa Allah yang menjamin kebutuhan kita, tidak perlu mengharapkan pemberian orang lain, apa lagi kita masih berusaha. Kita harus menjaga izzah kita dengan cara memposisikan tangan kita diatas. Allahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

 

Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening berikut:

Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid