Mengasah Rasa Syukur
Ayo belajar bersyukur kepada Allah Ta’ala sekecil apapun itu. Misalkan seperti kehilangan sandal, bagaimana cara mengekspresikan rasa syukur kita ketika kehilangan sandal? Salah satunya dengan cara berpikir positif atau berprasangka baik terhadap takdir, boleh jadi dengan kehilangan sandal merupakan cara Allah untuk menggantikannya dengan hal yang baru.
Percayalah bahwa syukurlah yang mendatangkan tambahan karunia dari Allah, dalam keadaan dan kepahitan apapun pasti ada karunia Allah disana. Jangan sampai kita kehilangan kemampuan bersyukur kepada Allah, karena itu merupakan jalan kebahagian. Kalau kehilangan rasa syukur pasti kita juga akan kehilangan kebahagian, jangan juga kita kehilangan rasa syukur hanya karena keinginan belum terpenuhi, dan jangan juga kita kehilangan rasa syukur karena membandingkan dengan yang lebih. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa, apabila kita bersyukur, Allah Ta’ala akan menambah nikmat berkali lipat. Namun, jika kita tidak bersyukur, akan ada perhitungan di akhirat kelak.
Jadi karunia itu hanya datang dari Allah dan ia juga yang menambahkan karunia tersebut pada seseorang, dan sungguh nikmat dan karunia Allah tidak akan mampu kita balas dan kita hitung. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat An-Nal ayat 18:
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Mintalah kepada Allah Ta’ala agar kita menjadi orang yang bersyukur, sebagaimana do’a yang pernah dibacakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang tercantum sebuah hadits yang berbunyi: “Allahumma A’inni ‘Ala Dzikrika Wa Syukrika Wa Husni ‘Ibadatik”
Yang artinya: Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Semoga penjelasan ayat diatas dapat memberikan pemahaman kepada kita tentang pentingnya bersyukur dan kita mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Allahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)
Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening berikut:
Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid